2 Samuel 18:19-23
"Dan beginilah perkataannya sambil berjalan: 'Anakku Absalom,
anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau,
Absalom, anakku, anakku!' 2 Samuel 18:33b
Absolom adalah anak Daud, tapi ia melakukan pemberontakan terhadap
ayahnya sendiri. Absalom ingin menjadi raja menggantikan Daud
sampai-sampai Daud harus melarikan diri dari Yerusalem. Tetapi
peristiwa tragis terjadi. "Adapun Absalom menunggangi bagal. Ketika
bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang
besar, tersangkutlah kepalanya pada pohon terbantin itu, sehingga ia
tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang dikendarainya
berlari terus." (2 Samuel 18:9). Kabar kematian Absalom pun
akhirnya sampai ke telinga Daud. Bagaimana reaksi Daud? Bersukacitakah
karena 'musuhnya' telah tewas? Tidak! Sebab walaupun Absalom adalah
pemberontak atau pengkhianat dan telah melakukan dosa terhadap ayahnya,
Daud, ia tetaplah anak. Bagaimanapun jahatnya si anak, ia tetaplah
anak. Hati Daud menjadi sangat sedih dan berpikir lebih baik ia yang
mati menggantikan Absalom.
Begitu juga ketika Saul mati di tangan orang Filistin, Daud juga
sangat berdukacita. Daud tak melompat kegirangan karena Saul telah
mati, padahal Saullah yang membuat hidup Daud begitu menderita sehingga
ia harus hidup dalam pelarian karena terus dikejar-kejar oleh Saul yang
hendak membunuhnya. Tertulis: "Dan mereka meratap, menangis dan
berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anakya,
karena umat Tuhan dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh
pedang." (2 Samuel 1:12).
Umumnya orang akan bersukacita dan tertawa lepas ketika melihat
musuhnya atau orang yang telah menyakitinya itu mengalami penderitaan.
Dalam hatinya mungkin berkata, "Rasain lho...syukurin!" Ketika orang
lain berbuat jahat terhadap kita, berbagai upaya kita lakukan untuk
membalasnya dengan kejahatan pula. Alkitab menasihatkan, "...jangan
ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah
senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua
orang." (1 Tesalonika 5:15). Daud tidak meyimpan dendam terhadap
Absalom dan juga Saul. Sebaliknya, hatinya penuh dengan kasih dan
pengampunan. Itulah hati Bapa!
Meski berkali-kali kita memberontak, Dia tetap mengasihi kita, bahkan
Ia rela mengorbankan PuteraNya yang tunggal untuk menebus dosa umat
manusia!
Amsal 10:19 Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Firman Tuhan ini selalu mengingatkan saya untuk bijak dalam berbicara. Beberapa kali saya menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikatakan pada saat-saat tertentu. Beda kepentingan, beda status sosial, beda keyakinan, beda pendidikan dan beda pola pikir dapat menimbulkan salah paham.
5 Top Up
-
Khotbah GBI Ciranjang, 29 November 2009 Judul : Arti Menjadi Murid Tuhan Yesus Nats : Lukas 14:25-35 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36 Tuju...
-
Yeremia 18:1-17 "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerj...
-
Baca: Kisah Para Rasul 14:1-20 "Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan s...
-
Hosea 14:2-10 "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu." Hosea...
-
Selamat! Anda baru saja mengambil keputusan yang mengubah kehidupan Anda. Mungkin sekarang Anda bertanya, “Bagaimana selanjutnya? Bagai...