-=Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Kisah Para Rasul 4:12=-

5 Top Up

Air Hidup Keuangan Keluarga PasangIklanoketrik Firman Hari ini Keselamatan

Sabtu, 31 Desember 2011

MASIH ADA HARI ESOK BAGI ORANG BENAR!


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2011 - 

Baca:  Amsal 24:1-34

"Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam."  Amsal 24:20

Di ufuk timur sang surya mulai menyapa dengan pancaran sinarnya yang hangat!  Seolah dia berkata,  "Selamat pagi, masih ada harapan untukmu!"  Roda waktu terus berputar melumat semua kenangan yang ada:  suka, duka, pahit, manis, keberhasilan dan juga kegagalan.  Andai waktu bisa diputar lagi mungkin kita tidak mau mengulang kesalahan-kesalahan yang ada, tidak mau gagal, tidak mau mengecap duka dan pahitnya hidup ini.  Semuanya sudah berlalu dan itu menjadi pelajaran yang sangat berharga!  Tanpa terasa sudah 365 hari kita jalani dan kini kaki kita berada di penghujung tahun 2011, tapi bukan berarti akhir dari segalanya.  Sebagaimana mentari yang tidak pernah ingkar bersinar di pagi hari, esok pun masih ada bagi kita.

     Mungkin saat-saat ini hati kita mulai tawar oleh karena banyaknya goncangan yang terjadi dalam hidup kita.  Mungkin tatapan mata kita mulai kosong seiring berakhirnya tahun ini.  Namun ingatlah bahwa di dalam Yesus masih ada pengharapan, kesembuhan, pertolongan, berkat, dan keselamatan, karena Dia adalah Sang Pembuat keajaiban.  Mujizat masih ada bagi kita!  Jangan lagi tawar hati!  Karena tawar hati hanya akan menutup visi, menutup semuanya.  Dalam Amsal 24:10 dikatakan,  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  Menghadapi hari esok, orang dunia boleh saja kalut, putus asa dan hilang pengharapan.  Tetapi bagi kita anak-anak Tuhan justru hari esok adalah kesempatan bagi kita untuk melihat dan mengalami mujizat Tuhan dinyatakan.  Pemazamur berkata,  "Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!"  (Mazmur 118:24).  Dunia boleh makin mundur, tetapi kita sebagai anak-anak Tuhan akan semakin mujur.

     Karena itu jangan gentar menghadapi hari esok!  Asal kita berjalan bersama Tuhan, hari-hari kita akan dipenuhi oleh kemenangan demi kemenangan.  Tertulis:  "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."  (Roma 8:37).  Jadikan hari terakhir di tahun 2011 ini menjadi suatu hari kebangkitan bagi kita karena kita punya Yesus yang jauh lebih besar dari segala-galanya.

"Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi;  besar kesetiaan-Mu!"  Ratapan 3:22-23

Bintang sebagai Tanda Penyertaan Allah


Ayat bacaan: Yesaya 40:26
=====================
"Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu..."

bintang tanda penyertaan AllahBeberapa waktu lalu seorang teman datang berkunjung dan menginap di rumah. Pada malam harinya kami duduk berbincang-bincang di teras rumah, dan di langit terlihat begitu banyak bintang bertaburan. Tiba-tiba ia menunjuk ke arah sekelompok bintang dan berkata "Itu rasi orion!" Saya bukan orang yang mengerti astronomi atau ilmu perbintangan, dan saya tidak pernah tahu sebelumnya kalau teman saya itu bisa mengamati rasi bintang. Ia pun terus menunjuk kesana kemari untuk menunjukkan pola-pola bintang lainnya yang ia kenal. Selagi pandangan saya menatap bintang-bintang di langit dan mengikuti penjelasan teman saya itu, saya pun berpikir, betapa Tuhan telah menghias langit dengan begitu indahnya. Dan saya pun kemudian menyadari bahwa sesungguhnya ada pesan yang disampaikan Tuhan setiap malam lewat keberadaan bintang-bintang itu.

Seorang ahli astronomi pernah berkata bahwa apabila kita memiliki mata yang baik maka kita akan bisa melihat 5000 bintang. 5000 rasanya seperti terdengar berlebihan, tapi begitulah katanya. Ada banyak bintang yang tidak terlihat secara kasat mata, dan para ahli pun kemudian mengunakan teleskop untuk bisa menyelidiki dan mengamati lebih jauh lagi tentang bintang-bintang ini. Penelitian para ahli astronomi ini menyimpulkan bahwa ada milyaran galaksi di angkasa raya, dan setiap galaksi ini memiliki milyaran bintang pula. Bisa dibayangkan ada berapa banyak jumlah bintang sebenarnya yang ada di atas sana. Seorang ahli pernah berkata, ada lebih dari 10 bintang di alam semesta ini untuk setiap butir pasir di bumi. Itu sebuah perbandingan yang mencengangkan yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya.

Abraham mungkin tidak tahu kesimpulan ahli ini. Tapi tanpa tahu pun Abraham tentu tercengang ketika mendapatkan janji Tuhan kepadanya yang dihubungkan dengan jumlah bintang. "Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Kejadian 15:5). Perlukah Abraham terlebih dahulu menghitung bintang? Perlukah ia berbantah-bantah dulu karena janji Tuhan itu terdengar aneh dan tidak masuk akal? Tidak. Alkitab mencatat respon Abraham, yang pada masa itu masih bernama Abram. "Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (ay 6). Lalu  lihatlah bintang yang menuntun orang-orang Majus dari Timur untuk bertemu dan menyembah bayi Yesus. (Matius 2:1-12). Daud pun berulang kali menuliskan perenungannya sambil melihat ke arah bintang-bintang. Lihatlah salah satunya berbunyi: "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:4-5). Bintang bisa membawa begitu banyak pesan Tuhan kepada kita. Bintang selalu hadir setiap malam, dan kita bisa menyaksikannya ketika langit cerah, berkilauan gemerlap di langit gelap. Di bentangan langit gelap itu Tuhan ternyata berbicara dan menyatakan kehadiranNya kepada kita.

Lihatlah apa bunyi firman Tuhan lewat Yesaya berikut ini. "Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat." (Yesaya 40:26). Ayat ini mengingatkan kita akan kebesaran kuasa Tuhan, yang sanggup menyuruh milyaran bintang-bintang itu keluar tanpa terkecuali. Itu menunjukkan keberadaanNya ditengah kita, itu menunjukkan penyertaanNya kepada kita. Lalu ayat selanjutnya berkata: "Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." (ay 27-29). Seperti halnya Tuhan memperhatikan milyaran bintang di langit, Dia pun memperhatikan milyaran individu yang hidup di bumi. Tidak satupun yang Dia lupakan, tidak satupun yang Dia abaikan. Artinya jelas. Jika Tuhan sanggup menggerakkan segenap penghuni langit untuk keluar satu persatu, Dia pun dapat membawa kita keluar dari gelap menuju kepada terangNya.

Apabila ada di antara anda yang hari ini dicekam kekuatiran menghadapi datangnya tahun yang baru atau tengah ditimpa beban berat, arahkanlah mata ke langit dan lihatlah bahwa di balik bintang-bintang yang anda amati itu ada Tuhan yang bertahta disana. Dia sedang berbicara mengingatkan anda bahwa anda tidaklah sendirian. Dia peduli dan selalu siap untuk membawa anda keluar dari kegelapan menuju kepada terangNya yang damai dan penuh sukacita. Malam ini jika anda melihat bintang-bintang bertaburan dengan gemerlapnya yang indah, bersyukur dan bersukacitalah. Sebab itu tandanya Allah peduli dan mengasihi anda.

"Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya...Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (Mazmur 136:3,9)

Renungan Harian Online

Senin, 26 Desember 2011

Kisah Natal Terakhir



Kisah Natal Terakhir



Angel berlari cepat menuju sebuah lapangan luas yang terdapat di sekitar desanya. Ia berhenti dengan kelelahan memandang langit, sebuah pesawat terbang melintas di angkasa. Rambutnya yang panjang terbuai oleh angin yang melewatinya. Ia terdiam memandang pesawat yang perlahan mulai menghilang. Arif yang berlari menyusulnya tiba terlambat, pria itu juga kelelahan dengan memegang lututnya.
"larinya cepat banget sih?" tanya arif
"Iya kalau ga cepet nanti ga bisa liat lagi...!"
"memangnya penting sekali ya!"
"penting dong.. aku mau kelak bisa terbang juga seperti pesawat tadi..!"
"Hm... kita ini masih 9 tahun Angel. Mana bisa sih kita naik pesawat. Lagian mau kemana? !"
"hm.. aku mau jadi pramugari.. sapa tau bisa terbang kapan saja hehehe!"
"ok kalau kamu jadi pramugari, aku mau jadi pilotnya, ya!"
"huh.. mana bisa. Kata pak guru kan gigi ompong ga boleh jadi pilot!" tunjuk Angel pada arif yang gigi nya ompong.
"ya sudah kalau gitu.. aku pulang saja!"

Arif terlihat marah kemudian berjalan meninggalkan Angel , Angel berusaha mengejarnya...kedua anak manis tersebut menghilang diantara lapangan luas penuh dengan rumput indah dan sejuk.
Arif pulang kerumah dengan perasaan marah karena dikatakan ompong. Namun hatinya menjadi sejuk ketika sebuah pohon natal menghiasi ruangan tamu di rumahnya. Ia pun kegirangan melihat pohon yang di lampunya menyala dengan indah. Ibunya mendekati bersama seseorang yang tak ia kenal.  Arif melirik orang asing baginya
"Ibu, pohon ini punya siapa? Ibu beli ya?" tanya arif
"Ga kok. Ini kado dari Om Hendra , ayo beli salam!!"

Arif kebingungan melihat sosok pria asing di rumahnya tersebut. Dan kemudian ia hanya menuruti ibunya memberikan salam.Ternyata pria itu adalah kekasih baru ibunya setelah ayahnya meninggal karena kecelakaan.  Dan natal ini adalah tahun ketiga ketika ayahnya pergi.  Arif pun tak sabar menunggu natal yang akan datang 3 hari lagi.  Setelah itu ia pergi menuju rumah Angel yang adalah seorang anak dari pak Liong. Pemilik toko kelontong disekitarnya.  Angel terlihat sedang menjaga warung ayahnya.
"Angel.. main kerumahku yuk?" ajak Arif
"ah nanti papa marah, lagi ga ada orang di toko neh, emang rumahmu ada apa?"
"dirumahku ada pohon natal loh.. mau liat ga, besar dan indah banget!!"
"hm.. masa sih. kamu beli dimana?"
"ada om yang baik yang kasih aku , aku pengen kamu liat.. ayo cepat!"
"tapi di toko ga ada orangnya.. gimana dong!"
"ya gapapa kan Cuma sebentar saja... !"
"ya,.. jangan deh.. aku juga lagi masak air . ntar ga ada yang jagain..!"
"sebentar saja..  ayo ayo.. !"

Arif menarik tangan Angel , Angel pun akhirnya ikut arif karena ia penasaran dengan pohon natal yang diberikan oleh om Sulis. Ketika tiba dirumah Arif, keduanya langsung bermain disekitar pohon natal, begitu takjubnya terhadap pohon tersebut. Maklum di daerah mereka yang mayoritas adalah Budha dan Konghucu jarang sekali ada perayaan natal terlebih pohon natal. Arif dan Angel memandang pohon tersebut dan mulai berandai kecil.
"Angel, natal ini mau kado apa ?"
"Hm.. aku mau apa ya..bingung? Arif?"
"aku mau ntar besar nanti. Jadi pilot, dan mau perbaiki gigi aku supaya nanti Angel ga malu punya pilot kayak Arif!"
"hahaha. Lucu kamu. Kalau aku mau, nanti kelak aku bisa bikin sebuah taman dengan pohon natal yang banyak. Terus aku duduk disana dan menunggu sinterklas datang , mungkin ga ya!"
"mungkin dong.. semua kan diberkati kalau natal.. kita berdoa saja.. setuju!"

Dan kedua nya pun berdoa dalam sebuah keheningan lampu kedap kedip yang bercahaya. Dan terdengar sebuah teriakan dari orang orang diluar rumah yang mengatakan " KEBAKARAN" . kedua anak itu dengan cepat keluar rumah dan melihat kerumunan orang yang sedang sibuk mengambil air dan sumber api itu berasal dari rumah Angel.
Angel terlihat menangis dan menyesal. Ia lupa mematikan kompor minyak dirumahnya. Dan arif pun memeluk sahabatnya. Ia pun merasa bersalah. Keduanya menangis dan api besar mengakhiri semuanya termasuk rumah Angel.

Beberapa hari kemudian...
Natal tiba dan Angel datang kerumah Arif bersama orang tuanya. Arif menatap sahabatnya dengan kesedihan di hari natal. Musibah kebakaran tersebut membuat orang tua Angel memutuskan untuk pindah ke kota lain. Memulai hidup baru. Arif menangis tak rela Angel pergi darinya. Ia berteriak pada ibunya
"ibu, jangan kasih Angel pergi bu, Arif ga punya teman lagi kalau Angel pergi... ibu.." pinta Arif sambil menangis
"ibu tidak bisa , nak. Itu sudah jalan mereka. ..!" dengan menyesal..

Arif tak menyerah ia pun memohon pada ayah Angel yang saat itu ada disana. Sedangkan Angel hanya terdiam di pelukan sang ibu, ia menangis menatap sahabatnya. Menyadari perpisahan telah didepan mata.
"paman. Jangan bawa Angel. Jangan bawa Angel..!"

Ayah Angel terdiam dan tersenyum. Kemudian mereka pamitan. Arif berteriak histeris tak rela Angel pergi, Angel yang shock karena kebakaran masih tak dapat bicara karena ketakutan. Akhirnya mereka pun berpisah di hari natal yang harusnya menjadi hari indah untuk Arif bersama Angel..
Angel pergi ke kota dan Arif pun kehilangan sahabatnya, beberapa hari kemudian Arif sakit keras. Dan di akhirnya dengan keputusan jarangnya rumah sakit di daerah mereka. Akhirnya Arif di pindahkan ke kota. Dan om yang menikahi ibu Arif adalah keturunan Malaysia dan akhirnya demi mempertimbangkan masa depan Arif, mereka pun memboyong Arif ke Malaysia. Desa itu pun kehilangan dua anak kecil yang ceria untuk selamanya.

15 tahun kemudian....
Didalam sebuah pesawat terbang
Arif kini telah menjadi pria dewasa berusia 24 tahun bekerja di sebuah perusahaan asing. Wajahnya yang ganteng dan telah menjadi warga Malaysia. Ketika itu ia berkunjung dalam rekan bisnis di Jakarta. Ia tertidur di dalam pesawat dalam menuju perjalanan ke Jakarta,  tanpa ia sadari pesawat telah lepas landas, dan ia pun menjadi satu satunya orang yang berada di pesawat.
Seorang pramugari cantik datang menyapanya. Dan menepuk bahunya hingga terbangun.
"pak... uda sampai loh, ga mau turun!" ujar pramugari tersebut
"oh ya.. maaf aku kelelahan.. !" Arif menatap jam tangannya hingga ia merasa jam meetingnya akan tiba dan ia terburu buru hingga meninggalkan laptopnya di bilik pesawat

Beberapa saat kemudian. Pramugari yang membangunkan arif menemukan laptop arif. Ia pun mencoba mengejar arif namun terlambat pria itu telah pergi jauh. Ia hanya tersenyum kecil menatap laptop tersebut. Seorang rekan pramugari mendekat
"Angel, itu laptop siapa?"
"ga tau, tadi ada penumpang ketinggalan , kayaknya aku inget deh wajahnya.semoga nanti dia datang lagi ambil.. !"
"kamu bukannya today hari off kan.. mau cuti 2 bulan.. emang kenapa sih!"
"hehehe.. ada deh.. jadi gimana ini laptop ! titip ke siapa ya!|
"aduh.. kayak gini susah, mending kamu bawa saja. Ntar kalau dia cari aku kasih no hp kamu, jadi gampang kan..!"
"eh.. gimana ya.. !"
"ya lah. Kan ini pesawat muter terus. Biar gampang saja..ok ok!"
"yauda deh..!"
***
Arif baru saja menyelesaikan rapatnya di jakarta. Ia pun menyadari laptopnya telah hilang dan segera ia menelepon bagian custemer service dari pesawat tersebut. Ia pun mendapat jawaban untuk menghubungi Angel.
"Angel,, nama yang tak asing..!" ujar Arif dalam hati.
Setelah mendapatkan no kontak Angel, ia pun menelepon Angel. Namun tidak ada jwbn. Masuk dalam jaringan offline.

Angel pulang dengan cepat. Kemudian menuju ke rumahnya di sebuah sudut kota Jakarta. Ayahnya tergeletak lemas dirumahnya. Ibunya telah meninggal 2 tahun lalu. Ayahnya yang sakit sakitan mulai cemas untuk memikirkan keadaannya. Ia pun berharap Angel segera menikah agar ia dapat pergi dengan tenang. Angel menyadari keadaan semakin rumit. Itu adalah permintaan terakhir Angel.
"sabar ya, pak. Angel pasti dapat yang terbaik untuk permintaan ayah. Sekarang yang penting adalah ayah sehat dulu ya.!"
Ketika ia menuju kamarnya ia mendapatkan sebuah mailbox dari no Arif. Ia pun menelepon Arif. Dan inilah pebincangan setelah lama tak bersua
"ini siapa?"
"saya Arif. Saya kehilangan laptop di pesawat, operator bilang untuk mencari anda.. benar!"
"oh ya.. kita bisa ketemu di suatu tempat dan saya antarkan laptop anda!"
"yauda .. di hotel Borobudur tempat saya bagaimana!"
"boleh.. ok nanti malam ya..!"
"ok..!"

Beberapa saat kemudian malam tiba. Arif menunggu di ruang loby. Dengan rapi untuk menunggu kedatangan Angel. Hatinya penasaran dengan nama Angel yang begitu membekas di hatinya. Angel datang dalam keadaan hujan besar di luar. Dan ketika tiba. Arif menatapnya dengan penuh arti.
"ini. laptop anda.. !"
"terima kasih.. mau minum kopi..!"
"ehm tidak terima kasih, mungkin saya pulang!"
"tapi diluar hujan. Sebagai ungkapan terima kasih biar saya traktir anda kopi untuk hangatkan badan!
"ok.. kalau gitu kopi tanpa gula..!"

Secangkir kopi tanpa gula terletak di meja lobby.
"sepertinya anda ini bicara dalam bahasa melayu ya..!" tanya Angel
"iya saya orang Malaysia..!"
"oh,.. pantas saja.. lalu ada sedang bisnis disini!"
"iya meeting dengan rekan.. kalau anda sendiri pramugari sejak lama!"
"baru dua tahun lalu.. !"

Dan pembicaraan hangat itu pun terjadi tanpa mereka sadari mereka adalah sepasang sahabat di masa kecil dahulu. Hujan meredah dan Angel pun pergi tanpa pernah tak jika pria itu adalah sahabat kecilnya.
2 tahun kemudian, Arif kembali ke negerinya dan beberapa saat kemudian ia bertunangan dengan seorang wanita Malaysia. Kemudian Angel mendapatkan kesedihan ketika ayahnya meninggal dan ia pun membawa ayahnya kembali ke kampung halaman untuk di makamkan. Sejak saat itu Angel memutuskan untuk tinggal di kampung halamanya, ia bekerja pada sebuah pelayanan di daerahnya. Tanpa ia sadari natal telah mejadi semarak di desa yang ia tinggalkan 17 tahun lamanya. Banyak diantara penduduk mulai memeluk agama kristen. Ia pun bekerja pada palayanan gereja di desanya.
Suatu ketika Arif berkunjung ke kampung halamanya bersama ibunya. Ibunya yang telah berumur ingin bertemu dengan kerabatnya di hari tuanya untuk merayakan natal Arif pun pulang ke kampung bersama tunangan dan ibunya.  Ia pun mulai teringat akan kenangan masa lalu di desanya. Ia pun masih teringat kenangan bersama Angel. Untuk mengenang semuanya. Ia pun mengajak tunangannya ke sebuah lapangan luas yang masih ada di kampungnya. Untuk melihat langsung sebuah pesawat terbang melintas di atasnya.
Ketika ia pergi menuju ke tempat tersebut. Angel pun berpikir hal yang sama. Namun ia datang lebih awal untuk melihat sebuah pesawat terbang melintas di atas kepalanya. Dari kejauhan Arif dan tunangannya datang bersama. Melihat sosok yang tak asing berdiri di antara lapangan luas itu, Arif mendekati dan ia terkejut melihar pramugari yang pernah mengantarkan laptopnya.
"anda kan?"
"iya,, saya pramugari.. yang dulu antarkan laptop anda!"
"kamu sedang apa disini..!"
"mencoba mengenang masa lalu..!"
"dan masa lalu kamu adalah.. melihat sebuah pesawat diangkasa!" tebak Arif

Angel terkejut arif tau apa yang ia pikirkan
"kok kamu tau..?" Angel mulai bingung
"aku.. sudah menduga sejak awal bertemu kamu.. kamu.. adalah Angel yang pernah menjadi sahabat kecilku...!" ujar Arif dengan perasaan senduh dan wajah memerah hendak menangis
"kamu.. Arif.. tapi bagaimana bisa menjadi orang malaysia..!"

Angel pun tak dapat berkata apapun , keduanya saling memandang penuh perasaan gundah dan sedih. Tak mereka sadari Gina  tunangan Arif menatap keduanya dengan bingung. Keduanya berlinang air mata. Dan ini adalah sebuah pertemuan kembali yang terulang dengan kenangan yang sama.
Angel menatap Gina dengan pertanyaan
"ini tunangan aku.. Gina!" ujar Arif
"selamat ya.. !!"

Arif pun mengundang Angel untuk datang kerumahnya merayakan natal bersama. Pertemuan dengan ibu Arif telah membawa sejuta kerinduan dan kenangan masa lalu. Dan natal kali ini menjadi natal paling indah untuk Arif. Ia mendapatkan Angel kembali ke masa hidupnya yang telah lelah untuk mengenang sahabatnya. Namun hubungan kedekatan mereka mulai menimbulkan kecemburuan di hati Gina. Angel menyadari tak ada baiknya bila ia terus bersama Arif yang telah bertunangan.
Arif punya kesibukan baru sejak saat itu, ia mulai memesan banyak pohon natal untuk dia tanamkan di lapangan luas yang kosong sebagai taman yang indah. Ia pun bermimpi untuk mendirikan taman bunga natal untuk Angel. Dan ia pun merahasiakan taman tersebut untuk Angel. Walaupun hubungannya dengan gina mulai memburuk karena Angel, ia pun tak peduli dan terus melakukannya.
Gina pun meminta Angel untuk menjauhin kekasihnya agar hubungan mereka menjadi tidak berantakan. Angel merasa bersalah dan akhirnya menuruti keinginan Gina untuk pergi dari Arif. Dengan perasaan sedih ia pun menyusun kembali sebuah rencana kepergian dari desa tercintanya. Sedangkan Arif nyaris menyelasaikan taman yang akan ia persembahkan untuk Angel. Tepat sebelum menuju natal yang indah akan terjadi dua hari kemudian.
Dan di  malam itu Angel menulis sebuah surat untuk sahabatnya Arif. Ia meletakan surat tersebut sepagi mungkin di depan rumah Arif tepatnya di sebuah halaman terasnya.  Pagi itu tepat pukul 6. Angel telah bersiap siap menuju bus terdekat dari kotanya pukul 9 nanti untuk menuju medan. Namun sebelumnya ia ingin menghabiskan waktunya berjalan di lapangan yang menjadi kenangan terakhirnya.  Ketika pukul tujuh tiba, sebuah gempa besar terjadi di kota. Angel memang merasakan gempa namun ia telah tiba di dataran luas lapangan sehingga dampaknya tidak terlalu besar. Hari itu tepat pukul 7. Ia tiba dengan cahaya matahari mulai berterik.
"tadi kayaknya gempa.. hm..!"

Ia terus berjalan dan matanya memadang penuh terkejut ia melihat sebuah taman penuh dengan pohon natal di lapangan luas tersebut. ia memang telah sebulan tidak berada disini. Dan satu pertanyaan siapa yang membangun pohon ini? Ia pun berdiri ditengah tengah pohon tersebut. Terlihat sebuah batu kecil bertuliskan
untuk Angel , sahabat kecilku masih ingatkan permintaanmu padaku
Sebuah taman kecil di penuhi dengan pohon natal. Kini berkat tuhan aku
memberikan kado itu untukmu
Arif

Angel terperanga, terharu dan menangis. Ia pun terbuai ditaman itu untuk beberapa saat sambil menunggu pesawat melintas diatas, sehingga kenangan itu terasa indah ketika nantinya.
Gempa besar yang terjadi pukul 7 tadi telah meruntuhkan beberapa bangunan rumah. Arif terbangun dengan cepat ia kemudian melihat semua orang telah berkerumunan di luar rumah bertanya tanya , gempa besar yang telah merusak bebarapa rumah. Hal pertama yang ia khwatikan adalah Angel. Ia seorang diri di desa ini.  Namun ibunya memangil dari dalam rumah. ia pun secara tak sengaja menemukan surat di halaman di rumahnya dari Angel.
Dan ketika Arif , Gina dan ibunya berkumpul dalam sebuah ruangan di atas rumahnya yang berlantai 3 , sebuah gemuruh air terdengar. Mereka mulai berpikir apa yang terjadi. Dan semua orang mulai berteriak tentang air besar. Ketiganya menatap ke ruangan teras , dan melihat sebuah air pasang setinggi tiang listrik menerobos masuk ke desa mereka. Mereka beruntung air pasang tersebut hanya menyentuh hingga lantai dua rumah mereka yang hancur lebur diterobos pasang.
Angel masih menikmati kehangatan pohon natal . Akhirnya yang ia tunggu benar benar muncul sebuah pesawat melintas dengan cepat dan diikuti sebuah gemuruh air besar. Ketika ia berbalik badan melihat tingginya pasang. Ia pun terdiam pasrah. Dan sekejap kemudian air pasang tersebut telah menyapu tubuhnya. Hilang dan berakhir.

Surat terakhir yang di tulis Angel untuk Arif
Ketika aku memutuskan untuk pergi
Aku sadar
Aku telah menemukanmu sejak awal perjumpaaan
Di pesawat
Namun mimpi kita benar benar telah terwujud
Setidaknya tanpa kita sadari
Kita telah berada dalam satu kapal yang sama
Walau kamu bukanlah pilot yang kau impikan
Namun natal ini menjadi berkah karena aku telah bertemu kembali
Dengan jawaban di hatiku tentang kamu.
Kamu adalah pangeran kecil dalam hidupku
Kini izinkan aku mencari hidupku
Semoga dengan semau ini
Kita dapat bertemu kelak
Dalam sebuah mimpi yang sama
Antara janji
Dua anak kecil yang lucu
Angel
karni

Minggu, 25 Desember 2011

Membeli Mujizat

Renungan Natal

Sally baru berumur 8 tahun ketika dia mendengar ayah dan ibunya berbicara tentang kakaknya Georgi. Kakaknya sakit keras dan mereka telah melakukan semuanya untuk menyelamatkan nyawanya. Hanya pengobatan yang sangat mahal yang dapat menolongnya sekarang tapi itu tidak mungkin karena kesulitan keuangan keluarga tersebut.

Sally mendengar ayahnya berkata, hanya mujizat yang dapat menyelamatkan kakaknya. Sally masuk ke kamarnya dan mengambil celengan yang disimpannya, menjatuhkannya ke lantai dan menghitungnya dengan hati-hati. 3 kali dihitungnya hingga benar-benar yakin tidak salah menghitung jumlah uangnya. Dia memasukkan uang koin tersebut ke dalam saku sweaternya dan menyelinap meninggalkan rumahnya untuk menuju ke sebuah toko obat. Dengan penuh kesabaran, ditunggunya si apoteker yang tengah sibuk berbicara dengan seorang pria. Si apoteker tidak melihatnya karena dia begitu kecil. Hal itu membuat Sally bosan dan dia menghentak-hentakan kakinya ke lantai untuk membuat kebisingan. Si apoteker melongokkan kepalanya tapi juga tidak melihat si Sally kecil.

Akhirnya dia keluar dan menemui Sally. “Apa yang kau mau?” tanya si apoteker dengan keras. “Saya sedang berbicara dengan saudara saya.”

“Baik, saya ingin berbicara tentang kakak saya,” Sally menjawab dengan nada yang sama “Dia sakit, dan saya ingin membeli mujizat.”

“Maaf, apa yang kamu katakan ?” kata si apoteker.

“Ayah saya berkata hanya mujizat yang dapat menyelamatkan kakak saya, nah sekarang berapa harga mujizat itu ?”

“Kami tidak menjual mujizat di sini, anak kecil. Saya tidak dapat menolongmu.”

“Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya jadi katakan saja berapa harganya,” kata Sally dengan lantang.

Seorang pria berpakaian rapi duduk jongkok di hadapan Sally dan bertanya,”Mujizat jenis apa yang dibutuhkan saudaramu?”

“Saya tidak tahu,” jawab Sally. Airmata mulai mengalir di pipinya “Yang saya tahu, dia benar-benar sakit dan ayah saya berkata hanya mujizat yang dapat menyembuhkannya.”

“Berapa banyak yang kau punya?” tanya pria itu. “Satu dollar 11 sen,” jawabnya dengan bangga. “Dan inilah semua uang yang saya punyai didunia ini.”

“Wah, suatu di luar logika,” senyum pria tadi 1 dollar 11 sen. Harga yang tepat untuk sebuah mujizat.

Dia mengambil uang itu, lalu dengan tangan yang satunya membimbing tangan anak kecil itu sambil berkata,”Bawa aku ketempat kamu tinggal, aku ingin bertemu dengan kakak dan orangtuamu”.

Pria berpakaian rapi itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang spesialis bedah. Dia terharu pada perjuangan Sally kecil yang masih 8 tahun dalam mencari mujizat dengan uang celengannya. Dr. Carlton Armstrong merasa tergerak oleh belas kasihan untuk membantu operasi bedah dalam penyembuhan kakak Sally. Operasi berjalan sempurna dan Georgi, kakak Sally diselamatkan. Sebuah operasi yang luar biasa dan ajaib karena keluarga Sally tidak perlu mengeluarkan uang, selain tabungan Sally yang diberikan kepada dokter itu.

Sebuah kebijaksanaan bisa kita pelajari dari kisah nyata ini. Ketulusan dan kasih akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu mencari jalan keluar. Si Sally tidak punya uang yang cukup, tidak punya tenaga yang cukup, tetapi kasih yang tulus, itulah yang mendorong dia untuk menyusuri jalan dari rumahnya menuju ke toko obat dan berusaha keras mencari pertolongan. Ketulusan dan kasih memberi dorongan yang kuat untuk seseorang mencari jalan keluar. Bila kita ada masalah, biarlah kasih dan ketulusan yang memerintah hati kita, sehingga dengan bijaksana kita akan mencari jalan keluar.


Pengharapan, Damai, Sukacita, dan Kasih

PENGHARAPAN.
Selayaknya gelombang/ombak yang pasang surut di lautan lepas, iman percaya saya juga pernah mengalami pasang surut. Bukankah memang akan terasa susah untuk memercayai sesuatu yang tidak terlihat? Bukankah ‘Seeing is believing’ adalah faham yang kita anut sekarang ini? Permasalahan-permasalahan hidup yang silih berganti mendatangi saya adalah faktor utama yang membuat iman percaya saya terkadang goyah.
Setidaknya ada tiga pertanyaan utama yang sering sekali terbesit di benak saya setiap kali saya dirudung permasalahan:

Apa sih yang sebenarnya Tuhan inginkan dari saya?
Apakah Tuhan telah melupakan saya?
Apakah Tuhan sedang menunjukkan kemarahannya kepada saya?


Hal yang sama serta pertanyaan-pertanyaan yang sama saya yakini juga pasti pernah muncul di hidup dan kehidupan anda sekalian. Kematian orang-orang tercinta, krisis dalam pekerjaan, permasalahan cinta, kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain seringkali menggerogoti tubuh, jiwa, dan raga kita secara perlahan-lahan menuju sebuah kematian semu. Dalam menghadapi hal tersebut, marilah kita menyadari kebenaran yang utama bahwa: Tuhan telah membawa kita dalam rangkulan tangan pengasihan-Nya sehingga kita dapat melalui kepahitan-kepahitan hidup itu semua. Hidup ini indah, dan kita telah, tengah, dan akan selalu diberkati oleh-Nya. Mungkin akan selalu ada tragedi yang menanti kita di depan, dan tentu saja akan selalu ada kesulitan-kesulitan yang harus kita hadapi kelak. Tetapi sekarang baiklah kita menghadapi semuanya dengan Allah kita, kepada-Nyalah kita percaya.
Dalam sebuah buku yang pernah saya baca ada tertulis demikian:

Dan,
Karena Dia tak punya kebutuhan, Anda tak dapat membuat-Nya lelah.
Karena Dia tak punya umur, Anda tak dapat kehilangan Dia.
Karena Dia tak punya dosa, Anda tak dapat merusak Dia.
Jika Allah dapat membuat satu miliar galaksi, tak dapatkah Dia memperbaiki keburukan kita dan memahami kehidupan kita yang bimbang? Tentu Dia bisa. Dia adalah Allah. Dia tak hanya menerbangkan pesawat, tetapi juga punya tempat khusus bagi mereka yang sakit dan siap untuk pulang ke rumah.


Melalui Natal, marilah kita memperteguh pengharapan kita terhadap Dia. Bukanlah Allah sendiri bersabda, “Sebab Aku ini, Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.” (Yesaya 41:13)”
DAMAI.
Kristus adalah Putera Damai. DIA datang untuk mendamaikan kita dengan Allah oleh karena begitu besar dosa, pelanggaran, dan kejahatan yang telah kita perbuat. Sebab di dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya. Bukan demi Allah itu sendiri, tapi demi hidup kekal bagi kita semua, ciptaan-Nya. Memang sukar sekali rasanya kita menemukan perdamaian di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari. Terutama ketika yang kita lihat adalah perang atau konflik antar Suku, Agama, Ras, dan Negara. Ketidakadilan sosial terjadi dimana-mana. Dan masih banyak hal-hal ‘tidak damai’ lainnya yang menjadi pemandangan ‘rutin’ kita.
Melalui Natal, marilah kita kembali mencoba untuk menjadi wajah Tuhan, imago Dei, bagi lingkungan di sekitar kita. Mari kita meminta maaf kepada orang-orang yang pernah kita lukai. Orangtua, saudara, teman, atau orang asing sekalipun. Mari kita juga memaafkan orang-orang yang pernah melukai kita. Mudah-mudahan dengan saling memaafkan, pada momen Natal ini semua umat manusia memiliki damai sejahtera di dalam hati mereka masing-masing. Semoga perang dan kekerasan dan persiteruan antar bangsa, suku, ras, dan agama dapat berakhir karena damai Natal. Semoga hati-hati yang telah tawar dan yang kesepian dipenuhi oleh damai Natal yang sama pula. Semoga keluarga-keluarga yang sedang retak, melalui damai Natal ini juga, dapat dieratkan kembali. Dan akhirnya, semoga jiwa-jiwa yang lelah, tertutup, bimbang, dan tersesat dipulihkan kembali oleh damai yang berasal dari Dia yang kelahirannya kita peringati saat ini.


SUKACITA.
Hal lain yang sangat saya nantikan di masa-masa Natal seperti saat ini adalah lagu-lagu Natal yang diputar di berbagai tempat. Kebanyakan lagu-lagu tersebut berisikan ajakan agar kita bersukacita karena Kristus telah lahir bagi kita. Namun pada kenyataannya, pasti banyak diantara kita semua yang tidak/belum bisa merasakan sukacita di momen Natal kali ini. Misalnya karena kita baru saja kehilangan orang yang kita sangat kita cintai. Sulit rasanya bukan untuk mencoba bersukacita ketika hati kita justru sedang terluka? Ketika ayah saya meninggal dunia, Juli lalu, saya sendiri merasakan duka yang begitu dalam. Saya merasa tiba-tiba kehilangan arah tujuan hidup. Jika saya harus jujur, saya pernah berkali-kali ‘marah’ terhadap Tuhan. ‘Marah’ karena keputusan-Nya yang seakan-akan tidak mengandung kasih sedikitpun itu bagi saya dan keluarga. Namun, Tuhan tidak pernah beranjak dari sisi saya. Perlahan demi perlahan, melalui orang-orang percaya di sekitar saya, Tuhan meneguhkan kembali iman, pengharapan, dan sukacita saya di dalam Dia.

Bacalah Mazmur 126, bila Anda masih belum dapat bersukacita saat ini. Di dalamnya Anda akan menemukan sebuah pesan penting yang sering kali terlupakan oleh kita. Sukacita bukanlah suatu kondisi dimana segala sesuatu akan selalu mudah adanya. Akan selalu ada kesulitan dan masalah mengiringinya. Bahkan kita harus bekerja keras terlebih dahulu sebelum dapat merasakan sukacita tersebut. Akan ada banyak penderitaan dan kemunduran-kemunduran pula yang akan terjadi kepada kita. Tapi percayalah bahwa Tuhan akan terus bekerja di dalamnya dan segala-galanya tidak akan pernah menjadi sia-sia. 

Melalui Natal kali ini, marilah kita selalu bersukacita di dalam Dia dan marilah kita juga selalu memiliki keyakinan bahwa dalam kesulitan-kesulitan yang saya akan hadapi di masa depan, Tuhan akan selalu tetap beserta kita.


KASIH.
Cinta kasih adalah pesan utama yang ingin disampaikan Allah melalui Putera-Nya, Yesus Kristus. Bacalah kembali Alkitab Anda, dan temukan kasih Allah terbentang dari awal sampai akhir. Allah tidak akan pernah melepaskan kita. Dia telah merantaikan diri-Nya kepada kita dalam ikatan kasih-Nya yang abadi. Kita tidak perlu memenangkannya, karena kita telah memilikinya. Dan, karena kita tidak dapat memenangkannya, kita pun tak dapat kehilangan kasih tersebut.

Mungkin dosa-dosa kita yang besar membuat kita malu untuk dirangkul oleh tangan pengasihan-Nya. Sebagaimana Petrus berujar, sesudah Yesus mengisi perahunya penuh dengan ikan-ikan tangkapan, “Tuhan, pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa.”, kita juga pasti pernah bersikap seperti ini. Kita tentu saja salah bila mengganggap diri kita tidak layak untuk mendapatkan kasih anugerah-Nya. Bagi Tuhan sendiri, tak ada status yang terlalu rendah. Tak ada jam yang terlalu terlambat. Tak ada tempat yang terlalu jauh. Bagaimanapun, kapan pun, dimana pun, kita adalah sasaran kasih-Nya. Pilihan ada ditangan kita: menerima atau menolak. Saya sendiri berharap kita semua mau menerima uluran tangan kasih-Nya tersebut.

Lebih jauh lagi, marilah kita memperingati Natal kali ini dengan bersedia menjadi saluran kasih bagi orang-orang di sekitar kita. Banyak korban-korban bencana alam di Wasior, Gunung Merapi, dan Mentawai yang masih membutuhkan uluran kasih kita. Mari kita membantu mereka dengan segala daya upaya yang kita miliki. Bukankah Rasul Paulus sendiri berpesan: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”.


Selamat Hari Natal.



Damai sejahtera Allah kiranya menyertai kita semua.

He is Hope; He is Peace; He is Joy; He is Love born on Christmas Day.

Sabtu, 24 Desember 2011

Selamat Natal, Sahabat


Desember telah tiba
Nuansa hijau, merah dan emas ada di mana-mana
Kidung nan indah pun menyeruak di keramaian
Orang-orang mulai menyibukkan diri dengan ibadah dan pesta
Kue-kue yang lezat dan rencana liburan
Tak lupa kado terindah untuk yang terkasih


Di hari Natal yang bahagia
Di antara gempita menggegap
Ijinkanku menyapamu wahai sahabat
Kau yang kesepian tanpa teman dan keluarga
Kau yang terbaring sakit dan terkulai lemah
Kau yang tersisih di suatu pojok yang gelap
Kau yang bertanya sendiri seperti apakah Natal kali ini
Natal ini masih milikmu
Dalam keriuhan pun dalam kesendirian
Natal datang menghampiri semua orang
Untuk satu alasan: Allah sungguh mengasihi dunia ini
Putra Natal datang untukku juga untukmu
Kamu tidak dilupakan-Nya Natal kali ini
Allah mengasihimu adalah berita indahnya
Selamat Natal, sahabatku.. 

Jumat, 23 Desember 2011

Drama Natal


DRAMA NATAL: HADIAH YANG KEKAL

HADIAH YANG KEKAL
Ide cerita dan Naskah : Kak Yudi

Prolog
Si Cakep, Si Kaya, Si Gendut, Si Miskin sedang duduk (berpikir) ada yang melihat ke atas, ada yang bertopang dagu, ada yang memegangi dahinya, dsb…)

Narator
Sebentar lagi Natal tiba. Beberapa anak sedang duduk dan mereka-reka bingkisan apa yang ingin mereka minta kepada papa-mama mereka sebagai hadiah di Hari Natal.

BABAK I
(Setting : Taman)
(Para penari masuk ketika terdengar musik)
Tarian : Feliz Navidad (Natal T’lah Tiba)

(Para penari keluar, tiga anak berkostum aneh yang mewakili mainan pakaian dan coklat masuk panggung)
Si Cakep
(berdiri, maju ke depan dan melambaikan tangan ke penonton) Hai, teman-teman! Biasanya setiap Hari Natal tiba, saya pasti akan dibelikan sepatu dan baju baru oleh mama dan papaku.

Baju & Sepatu: (kedua tangan ditarik di depan dada) Yess!! Anak-anak tidak pernah melupakan saya, setiap Tahun, bila Hari Natal tiba, mereka pasti akan minta dibelikan baju dan sepatu baru. Papa dan mama mereka sampai mengeluarkan uang banyak untuk membeliku. (berhenti sebentar) Tapi sayang…..saya hanya dipakai beberapa kali saja, setelah itu saya hanya disimpan di dalam lemari sampai saya menjadi butut dan rusak! Kalau udah begitu, pasti saya cuma dijadikan lap atau kain pel…

Si Kaya
(berdiri, membusungkan dada dan menepuk dada) Kalau Saya, setiap Hari Natal tiba, saya pasti mendapat mainan yang bagus dan yang paling mahal, karena Mama dan Papa belinya di Mega Mall yang keren. Eh, pernah juga loh, dibeli dari luar negeri….Emm…Papaku kan kolor melorot, eh salah, kolong merat, eh salah lagi…apa sih temen-temen…ya, itu. Konglomerat!

Mainan
(Menyenggol sepatu dan baju dengan gaya mencibir) Hei, bukan kamu saja yang disukai anak-anak, karena model saya beraneka ragam, tapi….saya sering dibanting dan dirusak oleh mereka, yach…nggak awet juga!

Si Gendut
Nah, kalau saya maunya minta coklat yang u…..enak! Silver queen, tobleron, cadsburry..ah, kalau itu sih udah bosen. Pokoknya, saya mau coklat yang istimewa di Hari Natal tahun ini.

Coklat
Ih, saya paling mahal harganya, lho! Apalagi kalau di import dari luar negeri dan rasanya enak sekali!! Tapi sayang, saya tidak bisa disimpan lama nanti bisa rusak dan kalau sudah masuk mulut anak-anak itu, saya jadi lembek dan jelek, lalu habis ditelan mereka. Iya, yach, ternyata saya juga tidak bisa awet seperti hadiah yang lainnya! Oh, sedihnya…. (pasang wajah cemberut)

Si Miskin
Kalau saya , sich, maunya hadiah yang nggak habis-habis, nggak pernah rusak sampai saya besar nanti dan saya nggak perlu beli, jadi gratis aja! Soalnya, papa dan mama lagi nggak punya uang untuk beli hadiah yang mahal-mahal.

Si Cakep+Kaya+Gendut
(mencibir dan mengejek sambil mengacungkan jari telunjuknya dan menggoyangkan tangannya dari atas ke bawah) Aduh…kasihan deh, lo…

Si Cakep
Masa mau minta hadiah yang nggak habis-habis, nggak pernah rusak dan nggak usah beli
Si Kaya Mana ada hadiah seperti itu?

Si Gendut
Iya, biar sampai dunia ini persegi, nggak bakalan kamu dapat!

Si Miskin
(tangan bersedakep di depan dada dan memandang ketiga anak itu lalu tersenyum) Kita lihat aja, nanti !

Narator
Itulah yang dipikirkan mereka. Satu hadiah yang tidak akan rusak, tidak akan habis dan tetap mereka miliki sampai selama-lamanya….Kalian tahu, hadiah apakah itu???

Babak 2
Si Murung
(duduk menekuk lututnya dan meletakkan dagunya di atas kedua lututnya dengan wajah sedih) Hadiah Natal? Mungkin itu tinggal kenangan. Dulu Mama-Papa selalu ingat membelikanku hadiah untuk Hari Natal. Tapi sekarang….jangankan hadiah, mereka bahkan tidak ingat padaku lagi…

Si Miskin
Hai, teman. Kenapa kau kelihatan sedih. Bukankah seharusnya kamu bersukacita menyambut hari kelahiran Yesus..

Si Murung
Aku kehilangan papa-mamaku…

Si Miskin
Apa? Kehilangan papa-mama? Maksudmu mereka sudah meninggal?

Si Murung
Tidak, mereka tidak meninggal. Tetapi mereka terlalu sibuk untuk mengingatku lagi. Senin sampai Sabtu sibuk kerja mencari uang. Minggu mereka sibuk di gereja, katanya sih, pelayanan. Aku sering ditinggal sendirian. Sekarang, Hari Natal pun mereka tidak ingat untuk membelikanku hadiah…

Si Miskin
Ya, sudah. Aku akan menemanimu sekarang. Kamu tidak perlu bersedih, bukankah masih banyak hal lain yang bisa membuat kita senang, misalnya lagu Natal yang merdu…cerita Natal yang indah…dan tarian Natal yang ceria….

TARIAN “HYMNE OF JOY” (Kesukaan bagi Dunia)
Si Murung
(berdiri dan menatap Si Miskin) Tunggu! Kau ingat tentang Yesus?

Si Miskin
(tersenyum) Ya, tentu. Aku sangat mengasihi Yesus.

Si Murung
Bukan itu maksudku, tetapi kau….Kau seperti Yesus!! Yesus yang kudengar di Sekolah Minggu. Yesus yang mengasihi semua manusia: yang sakit, yang susah, yang menderita, dan yang kesepian seperti aku ini…

Si Miskin
Oh, ya? (menutup mulutnya dengan telapak tangan) Ya, Tuhan. Kenapa aku tidak menyadari kalau aku sudah mendapatkan hadiah yang kekal itu..

Si C+K+G
Apa? Kau sudah mendapatkan hadiah itu!?

Si Miskin
Benar, teman-teman. Aku sudah mendapatkan hadiah yang kekal itu. Dia tidak bisa rusak, tidak pernah habis dan akan menjadi milikku sampai aku besar nanti, bahkan sampai selamanya..

Si Gendut
Wah, hebat! Kalau gitu bagi dooong…

Si Kaya
Hei, gendut. Aku duluan

Si Cakep
(menarik kedua temannya) Aku dong yang duluan. Tadi kan yang keluar panggung aku duluan…

Si Miskin
Tenang…Sebenarnya kita semua bisa memilikinya. Hadiah yang kekal itu adalah Yesus. Allah Bapa telah memberikan-Nya kepada kita sebagai hadiah yang kekal.

Si Murung
Ya, karena begitu besar kasih Allah kepada kita, maka Ia mengaruniakan Yesus kepada kita supaya kita selamat dan beroleh hidup kekal (menengok si Miskin) Begitu ‘kan?

Si Miskin
(mengacungkan jempol) Hadiah itu bisa kalian miliki, bila kalian mau menerima Dia dalam hati kalian…

Si Kaya
Aku mau

Si Cakep
Aku mau

Si Gendut
Aku juga

Si Miskin
Nah, hadiah yang termahal, terindah dan kekal selama-lamanya tidak kita dapatkan di dunia ini, tetapi telah diberikan oleh Allah, yaitu pada malam Natal ketika Yesus turun ke dunia untuk menyelamatkan kita semua

Epilog
Narator Nah, adik-adik. Ternyata hadiah yang kekal itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Semua hadiah di dunia ini akan rusak dan musnah, tetapi Yesus akan menjadi milik kita sampai selama-lamanya. Amin.

Theme Song
Di antara yang indah Dialah terindah
Di antara yang mulia Dia lebih mulia
Dia tak akan pudar dan tak kan pernah musnah
Dialah Yesus, Hadiah dari Sorga
Dia diberikan kepada kita
S’bagai anug’rah dari Allah Bapa
Untuk tebus dosa kita semua
Bagi kita yang percaya pada-Nya
Di antara yang indah Dialah terindah
Di antara yang mulia Dia lebih mulia
Dia tak akan pudar dan tak kan pernah musnah
Dialah Yesus, Hadiah dari Sorga
Dialah Yesus, Hadiah yang kekal
Dialah Yesus, untuk kita semua…


CATATAN:

Setting Panggung
Taman dengan beberapa tanaman hias dan lampu taman

Perlengkapan & Tokoh:
1.Si Cakep: (Perempuan, centil dengan pakaian pesta putih dan pita rambut merah)
2.Si Kaya: (Laki-Laki, berdasi, pakai jas, gayanya sedikit sombong)
3.Si Gendut: (Laki-laki, gendut dengan pakaian warna-warni cerah)
4.Si Murung: (Laki-laki, berpakaian santai dengan topi)
5.Si Miskin: (Perempuan, pakaian sederhana, ceria, penuh senyum)
6.Baju & Sepatu : Kostum bentuk sepatu atau baju atau bisa juga dibuat dari karton
7.Mainan: Kostum bentuk mobil, boneka, dsb..dari karton
8.Coklat: Kostum bentuk coklat dari karton, bisa ditempeli iklan coklat
9.Dua team penari untuk lagu Feliz Navidad dan Hymne of Joy

Drama bisa diakhiri setelah epilog, tetapi bisa juga diakhiri dengan menyanyikan lagu tema bersama seluruh pemain drama dan penari.

Selamat berlatih. Tuhan memberkati.

Selamat Natal…..




[Diposkan oleh karni hamdani]

MENCAPAI TAHAP SEBAGAI MEMPELAI KRISTUS!


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Desember 2011 - 

Baca:  Efesus 5:22-23 

"Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat."  Efesus 5:23a

Alkitab menjelaskan eratnya hubungan Kristus dan jemaat sama seperti hubungan antara suami dan isteri.  Dikatakan bahwa  "...Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela."  (Efesus 5:25-27).  Ini adalah bukti nyata kasih Tuhan kepada kita, di mana Dia merawat jemaatNya seperti merawat diriNya sendiri.  Ituah sebabnya setiap orang percaya dituntut untuk terus bertumbuh dan makin dewasa rohaninya sampai pada tahap menjadi mempelai Kristus.  Kristus yang adalah mempelai laki-laki sebentar waktu lagi akan menjemput mempelai perempuanNya.  Sudah siapkah kita?  Yang menjadi mempelai Kristus pastilah orang Kristen yang dewasa, bukan orang Kristen yang masih  'kanak-kanak'  rohani.

     Untuk mencapai tahap sebagai mempelai Kristus, beribadah secara umum saja tidakah cukup.  Kita harus merindukan Tuhan dan berjumpa denganNya secara pribadi setiap waktu.  Perjumpaan dengan Kristus secara pribadi inilah yang akan membangun suatu kerohanian yang dewasa sehingga pada akhirnya kita siap menjadi mempelai Kristus.  Menjadi mempelai bagi Kristus tidak berbicara mengenai seberapa besar gereja yang kita pimpin, seberapa terkenalnya kita menjadi hamba Tuhan, seberapa besar uang atau kekayaan yang kita miliki, atau pun seberapa tinggi jabatan kita, tetapi berbicara mengenai seberapa besar dan dalamnya kita hidup dalam kebenaran atau sebagai pelaku firman.  Tertulis:  "Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar."  (Yohanes 15:6).  Tinggal di dalam Tuhan berarti hidup dalam kebenaran firmanNya.

     Jadi, memiliki kekariban dengan Tuhan itu sangat penting bagi orang percaya.  Tanpa keintiman dengan Tuhan sulit bagi kita untuk mengerti apalagi mengasihi Tuhan dan melakukan perintah-perintahNya.  Menjadi mempelai Kristus berarti menjadi pelaku firman dan mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidupnya.

Seorang Kristen yang dewasa adalah para calon mempelai wanita yang siap menyongsong kedatangan Sang mempelai laki-laki yaitu Tuhan Yesus Kristus!

air hidup

Kamis, 22 Desember 2011

Berikan Kasih di Hari Natal


Ayat bacaan: 1 Yohanes 4:11
===========================
"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi."

give love on christmasUntuk menyambut kedatangan hari Natal, saya sering memutar lagu-lagu Natal dari artis-artis ternama dahulu sampai sekarang. Barusan yang muncul di playlist adalah sebuah lagu yang dinyanyikan Jackson 5 berjudul "Give Love on Christmas Day". Liriknya indah dan sarat makna. Mari kita lihat penggalannya:
People making lists, buying special gifts
Taking time to be kind to one and all
It's that time of year when good friends are dear
And you wish you could give more than just presents from a store


Why don't you give love on Christmas Day?
Oh, even the man who has everything would be so happy if you would
Bring him love on Christmas Day
No greater gift is there than love

Lihatlah lirik yang ditulis secara sederhana oleh tim penulis/produksi dari Motown Record bernama The Corporation ini begitu sarat makna dan sangat mengena. Seringkali kita sibuk menghabiskan waktu untuk berpikir hendak membeli hadiah apa buat istri/suami, anak-anak, saudara, teman dan orang-orang yang dekat dengan kita, tetapi kita lupa bahwa sesungguhnya hadiah yang terbesar justru hadir dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu kasih atau love.

Saya pun kemudian ingat akan sepenggal bincang-bincang saya dengan seorang artis dari luar negeri yang pada saat itu baru saja mengeluarkan album Natalnya. Saya menanyakan apa makna hari Natal buat dia, dan inilah jawabannya."For me, Christmas is a time of thanksgiving and appreciation.. Primarily of course to our Father God who gave Jesus, to remember the sacrifice He did just for us, as an example for us on how to live our lives on this earth. It is a time when love and sharing and smiles abound and are exchanged among everyone." Si penyanyi pun ternyata menyadari bahwa kasih merupakan esensi dari kedatangan Kristus turun ke dunia. Dengan sangat indah Tuhan berfirman: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Jika Tuhan mengasihi kita sebegitu besar sehingga rela memberikan Kristus untuk kita semua, dan itulah yang kita rayakan pada hari Natal, ini saatnya kita mengerti apa sebenarnya makna yang terkandung dibalik sebuah perayaan Natal yang kita rayakan dari tahun ke tahun. Dan itu tergambar dari lirik lagu di atas serta jawaban sang penyanyi yang sudah saya kutip di atas.

Bagi si penyanyi, Natal bermakna sebagai sebuah hari untuk berterimakasih dan bersyukur. Pertama, tentu saja kepada Allah Bapa yang sudah begitu mengasihi kita. Tapi tidak hanya berhenti sampai disitu saja, ia pun mengatakan bahwa bentuk kasih Tuhan yang dinyatakan secara nyata lewat kasih Kristus buat kita haruslah menjadi sebuah contoh bagaimana kita harus membagi kasih bagi sesama kita. Baginya, Natal adalah saat untuk memberi kasih dan berbagi senyum dengan orang lain, membawa pesan perdamaian untuk semua orang. Jika kita hubungkan dengan lirik lagu di atas, sebuah himbauan tegas pun diberikan kepada kita. "Why don't you give love on Christmas Day?" Mengapa tidak memberikan kasih pada hari Natal? Ya, ini seruan penting yang seringkali kita lupakan. Kita sibuk membungkus kado, dan itu tidaklah salah. Namun apa yang lebih penting dan tepat seperti esensi yang terkandung di dalam sebuah perayaan Natal adalah wujud kasih yang seharusnya menjangkau lebih dari sekedar anggota keluarga atau teman-teman. Perhatikan di sekeliling kita, ada begitu banyak orang yang kehilangan sukacita karena penderitaan yang harus mereka tanggung. Natal bisa menjadi momen bagi kita untuk mulai menjangkau mereka dalam kasih, mengalirkan kasih Bapa Surgawi yang ada pada diri kita untuk mengalir memenuhi diri mereka.

Apa yang ia sampaikan sejalan dengan ayat bacaan hari ini. Jika kita menyadari betapa besarnya kasih Allah pada kita, maka kita pun seharusnya saling mengasihi. Itu tepat seperti yang disampaikan Yohanes, "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi."(1 Yohanes 4:11). Jika Allah tidak mengasihi kita, maka Yesus tidak akan pernah datang ke dunia, dan hingga saat ini kita masih akan tetap berada di dalam kegelapan dengan kondisi hubungan terputus dengan Tuhan. Bayangkan betapa berbahayanya hidup seperti itu. Tapi bukan itu yang terjadi. Apa yang diberikan Tuhan kepada kita sungguh luar biasa besar. Pengorbanan Yesus lewat karya penebusan yang diluar batas perikemanusiaan pun akhirnya membayar lunas semua hutang-hutang dosa kita dan memulihkan sebuah hubungan indah antara Sang Pencipta dan yang diciptakan. Di dalam Yesus ada keselamatan, ada damai sukacita dan ada kelimpahan. Terlebih, di dalam Dia ada kasih yang sempurna. Perhatikanlah doa Yesus bagi murid-muridNya. "dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yohanes 17:26).

Saat menjelang Natal adalah saat yang tepat untuk mulai berpikir untuk membagi kasih kepada orang lain. Tidak hanya dengan kata-kata semata, tetapi juga lewat perbuatan dan dalam kebenaran. "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yohanes 3:18). Alangkah indahnya jika kasih sempurna Kristus yang ada di dalam kita bisa kita berikan kepada saudara-saudara kita yang lain. Sebuah perayaan Natal janganlah sampai terhenti hanya pada pesta-pesta atau kado-kado indah dengan keluarga dan teman, tapi rayakanlah itu dengan membagi kasih kepada siapapun mereka di sekitar kita. Seringkali kita berpikir untuk hanya berfokus pada pemberian materi, tapi seringkali pula justru pemberian non materi yang sangat sederhana bermakna sangat besar bagi mereka yang membutuhkan. Sebuah senyuman tulus, sebuah kerelaan untuk membagi waktu mendengarkan keluh kesah mereka, being there when they need us, even a tap on the shoulder or a hug, itu bisa memberi sukacita besar di saat mereka merasa sendirian menghadapi beban hidup. Kasih adalah sebuah inti dasar dari kekristenan yang bahkan sanggup menutupi banyak sekali dosa. (1 Petrus 4:8). Christmas is all about love, makna sesungguhnya dari Natal adalah kasih. Why don't we give love on Christmas day?

Let's give love on Christmas day

renungan harian online

Puisi Natal


  "Asalkan Yesus Bersama Kita" 

 

 

Tidak apa-apa Papa

Bila Natal kali ini aku memakai baju yang lama


Aku akan tetap lebih gemerlap daripada pohon terang itu


Karena sukacita berpendar dihatiku


Tidak apa-apa Mama


Sepatuku yang lama masih indah dipandang


Bintang pengharapan menuntunku tetap


Membawaku percaya dengan hati mantap


Tidak ada kue lezat dan kado berpita


Sungguh tidak mengapa Papa Mama tercinta


Asalkan Yesus bersama kita


O alangkah indahnya hidup kit..





[
]

PROSES MENJADI SERUPA DENGAN KRISTUS


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Desember 2011 - 

Baca:  Galatia 4:12-20

"Hai anak-anakku, karena kamu akan menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu."  Galatia 4:19

Setiap orang Kristen adalah murid Yesus, wajib hidup sebagaimana Kristus hidup.  Hidup kita harus mencerminkan Kristus sebagaimana tertulis:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1Yohanes 2:6).  Menjadi serupa dengan Kristus adalah tujuan terbesar setiap orang percaya.  Rasul Paulus menegaskan bahwa kita harus diubah menjadi sama dengan citra dan gambar Yesus Kristus, Anak Allah.  Itu berarti kita harus diubah ke dalam karakter Kristus, memiliki karakter yang sama dengan karakter Kristus.

     Pada awal penciptaan manusia berfirmanlah Allah,  "Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,"  (Kejadian 1:26), maka  "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;  laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka."  (Kejadian 1:27).  Kata gambar ini tidak mengacu pada kesamaan fisik, tetapi pada kesamaan karakter:  manusia akan memiliki sifatNya dan karakterNya seperti yang terpancar pada AnakNya, Yesus Kristus, yang adalah  "...gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,"  (Kolose 1:15, 19).  Sebagai orang percaya kita harus diubah menjadi seperti gambar dan rupaNya:  bagaimana kita berkata-kata dan berperilaku haruslah seperti Kristus.  Pernahkah perkataan Yesus menyakiti orang lain?  Pernahkah Ia mengucapkan kata-kata kutuk terhadap orang yang membenci, menganiaya, bahkan menyalibkanNya?  Perkataan Tuhan Yesus selalu dipenuhi oleh kasih dan pengampunan.  Juga ketika menghadapi setiap persoalan dan keadaan apa pun Tuhan Yesus sealu bersikap dan berpikiran positif.

     Jadi, Tuhan Yesus harus menjadi teladan utama hidup kita.  Menjadi serupa dengan Kristus juga berarti ada buah-buah Roh yang kita hasilkan  (baca  Galatia 5:22-23).  Namun proses untuk menjadi serupa dengan Kristus itu akan sangat menyakitkan bila kita terus memberontak.  Ingatlah bahwa Tuhan adalah Sang Penjunan, dan kita hanyalah tanah liat.

Dia akan terus membentuk dan memproses kita sesuai yang Dia kehendaki, mengikis dan menghancurkan karakter-karakter hidup kita yang tidak berkenan sampai kita menjadi sama dengan gambarNya!

air hidup

Rabu, 21 Desember 2011

Merdeka secara Spiritual


Ayat bacaan: Yesaya 9:5
====================
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."

budak kulit hitamSejarah lahirnya jazz tidak bisa dipisahkan dari peranan warga kulit hitam yang kebanyakan hidup sebagai budak pada abad ke 19 hingga awal abad ke 20. Dalam keadaan tertindas dan menderita, ternyata mereka tidak memilih untuk meratapi nasib dan mengeluh. Mereka menuangkan perasaan mereka ke dalam pola-pola irama yang kemudian dikenal sebagai blues. Dari sana muncullah jazz sebagai gabungan dari blues, African rhythm, marching band dan gospel, jenis-jenis musik yang tumbuh subur di kalangan para warga kulit hitam pada masa itu. Saya terharu sekaligus kagum dan terkesan melihat pola pikir mereka pada masa itu. Mereka bukanlah orang-orang berpendidikan tinggi. Mereka ditindas dan dijadikan budak, dianggap warga kelas dua, bahkan seringkali dihina dan dijadikan bahan olok-olok oleh para tuan tanah berkulit putih. Tapi mereka tetap bisa mencurahkan perasaan mereka secara positif ke dalam musik, sesuatu yang pengaruhnya masih terasa hingga hari ini. Banyak lagu Natal yang berasal dari jaman itu, dan lagu-lagu itu pun bernuansakan pengharapan. Jelas, di dalam kondisi yang penuh penderitaan seperti itu, mereka tahu bahwa kelahiran Kristus turun ke dunia memberi jaminan akan keselamatan, dan tentu saja kemerdekaan. Kelahiran Kristus di mata mereka merupakan bukti nyata betapa besar kasih Tuhan kepada mereka, betapa berharganya mereka di mata Tuhan. Out of all the painful life, they went on singing cheerful and uplifting songs, and it's inspirational.

Kita bisa belajar dari mereka tentang bagaimana menyikapi kerasnya kehidupan. Mereka ditindas oleh sesamanya manusia, mereka dianggap tidak punya harga, tetapi mereka tahu bahwa serendah-rendahnya mereka di dunia, di mata Tuhan mereka berharga sangat tinggi. Sangat tinggi hingga Tuhan Yesus datang menebus dosa manusia dan memberikan kemerdekaan, bebas dari kutuk dan dosa, termasuk pula kepada para budak. Mereka tahu bahwa Tuhan merasakan penderitaan mereka, menangis bersama mereka. Dan kedatangan Kristus pun bermakna luar biasa sebagai bukti kasih nyata Tuhan kepada mereka.

Betapa mudahnya dosa berkuasa atas hidup kita, sampai-sampai banyak manusia yang tidak mampu keluar dari jerat dosa itu sama sekali. Tapi kelahiran Kristus bermakna sangat besar. Lewat kehadiran dan karya penebusanNya kita semua dimerdekakan, berubah dari hamba dosa berubah menjadi hamba kebenaran. Mari kita lihat sejenak apa yang difirmankan Tuhan lewat Paulus. "Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran." (Roma 6:17-18). Selanjutnya Paulus menjelaskan "Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran...Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (ay 20,22-23). Semua itu merupakan anugerah yang kita peroleh dari Tuhan atas kasihNya yang begitu besar, dan hanya diberikan lewat AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus. Lewat karya Kristus kita dibebaskan dan dimerdekakan dari dosa. Kita memperoleh buah yang akan membawa kita menuju sebuah hidup penuh sukacita yang tidak lagi fana, melainkan kekal.

Nubuatan mengenai kelahiran Kristus hadir lewat Yesaya. "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9:5). Ini sebuah berita besar bagi dunia. Di awal pasal 9 ini disebutkan bahwa "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." (ay 1). Kedatangan Kristus mengubahkan keadaan dunia yang gelap gulita dan menggantikannya dengan sebuah harapan dan kehidupan baru yang terang benderang. Oleh karenanya sorak sorai dan sukacita besar pun hadir bagi setiap orang percaya. (ay 2). Sebab apa? "Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian." (ay 3). Selain memberikan terang baru yang penuh harapan, Yesus Sang Raja Damai pun membawa kedamaian ke dalam hati kita, mengubahkan hati kita menjadi sebentuk hati yang penuh kasih. Atas semua ini, tidakkah kita pantas bersukacita?

Sebentar lagi kita akan merayakan kelahiran Tuhan Yesus. Yesus turun ke dunia bukan untuk bersenang-senang tapi demi menuntaskan misi yang diberikan Bapa kepadaNya, yaitu menyelamatkan semua manusia, meluputkan kita dari kebinasaan dan membawa kita beroleh kehidupan kekal. Kita bisa belajar dari para budak kulit hitam dalam memaknai kelahiran Tuhan Yesus. Mereka pada saat itu tertindas, tidak merasakan hak-hak pribadi mereka sebagai manusia, hidup dalam perbudakan, tapi mereka mampu bersukacita ketika mengingat bahwa Yesus telah turun ke dunia untuk memerdekakan segala manusia termasuk mereka. Yesus mematahkan segala belenggu yang mengikat kita. Mereka tahu meskipun mereka dirampas hak-haknya sebagai manusia oleh sesamanya, tetapi keselamatan menuju kehidupan kekal sudah dianugerahkan bagi mereka. Di dunia boleh saja tertindas, namun mereka adalah orang-orang yang merdeka secara spiritual, dan telah mendapatkan hak waris Allah dalam kerajaanNya. Karena itulah mereka bersukacita. Jika ada diantara teman-teman yang saat ini masih menderita, sulit lepas dari belenggu dosa atau permasalahan hidup, masih merasa terkurung dalam kegelapan dan sulit melihat datangnya cahaya terang atau masih berbeban berat, terikat dengan masa lalu yang membuat sulit untuk melangkah maju, teladanilah pola pikir yang penuh pengharapan dari para budak kulit hitam di masa lalu. Mereka bersukacita atas kelahiran Kristus, dan tidak ada satupun penderitaan yang mampu menggantikan sukacita itu dari hati mereka. Seperti kepada mereka, kepada kita pun kemerdekaan dan keselamatan telah dianugerahkan. For that we definately should rejoice.

Bersukacitalah sebab Yesus telah turun ke dunia bagi kita

BERITA SALIB: Kebodohan Bagi Dunia


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Desember 2011 - 

Baca:  1 Korintus 1:18-31

"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."  1 Korintus 1:18

Dunia membenci salib!  Ketika mendengar berita tentang salib orang-orang dunia selalu tertawa dan menganggapnya hal itu sebagai suatu kebodohan yang tidak masuk akal.  Pikir mereka,  "Mana mungkin di dunia ini ada orang yang rela mati dan mau mengorbankan nyawanya untuk menebus dosa orang lain dengan cara yang begitu hina, yaitu tergantung di atas kayu salib?  Bukankah akan tertulis:  "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"  (Galatia 3:13)?"

     Ayat nas jelas menyatakan bahwa berita salib adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa!  Memang, orang-orang berdosa tidak pernah mengerti apa itu dosa dan dampaknya, apalagi cara supaya dapat terlepas dari dosa.  Akibatnya semua yang dikerjakan Tuhan bagi umat manusia di dunia ini dianggap sebagai suatu kebodohan yang tidak bisa dimengerti sama sekali.  Alkitab dengan keras menyatakan bahwa  "...upah dosa ialah maut;  tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 6:23).  Rasul Paulus bisa mengerti akan hal ini, yaitu dunia telah memilih jalan hidup menurut keinginannya yang mengandalkan kekuatan, kekayaan dan kepintaran diri sendiri sehingga mereka merasa tidak membutuhkan Tuhan.  Alkitab mengatakan bahwa orang yang merespons berita salib disebut sebagai orang yang bijak.  Sebaliknya orang yang meremehkan dan mentertawakan berita salib adalah orang yang bodoh atau bebal.  Bagi mereka yang tidak diselamatkan dan akan binasa, berita salib adalah kebodohan, tapi bagi kita yang diselamatkan, berita salib adalah bukti kasih Tuhan kepada manusia yang berdosa.

     Melalui salib kita beroleh pengampunan dari Tuhan dan kita diperdamaikan dengan Allah.  Ketika kita mendengar kata salib kita diingatkan akan penyelesaian hukum terhadap dosa-dosa kita karena Tuhan Yesus mati di atas kayu salib.  Tuntutan hukum yang seharusnya jatuh pada kita digantikan oleh Tuhan Yesus:  "ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,..."  (Yesaya 53:5b).  Sesungguhnya berita salib juga mengingatkan kita akan anugerah Tuhan ini.  Tanpa anugerah, kita tidak bisa mengerti apa yang Kristus lakukan.

Sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah keselamatan kita dipanggil untuk menjadi saksi supaya dunia melihat dan mengerti kebenaran tentang berita salib ini!

air hidup

Selasa, 20 Desember 2011

Marah-Marah


Ayat bacaan: 1 Tesalonika 5:14
==================
"sabarlah terhadap semua orang."

marah"Ini orang parkir seenak jidatnya saja!" teriak seorang pengemudi yang tidak bisa keluar dari parkiran karena mobilnya terhalang sebuah mobil lain yang parkir seenaknya. Tukang parkir menjadi sasaran empuk karena seharusnya ia melarang mobil itu untuk parkir menutupi mobil lain. Tukang parkir itu pun kemudian kalang kabut mencari pemilik mobil tapi gagal menemukannya. Saya parkir kebetulan tidak jauh dari situ sehingga melihat kejadiannya secara jelas. Sementara si pemilik mobil yang terhalang masih marah-marah sambil membentak tukang parkir, belum juga ada tanda-tanda pengemudi mobil dibelakangnya kembali ke mobilnya. Pernahkah anda melihat hal ini? Rasanya kita sering melihat kejadian seperti ini, atau bahkan mengalaminya sendiri. Tidak hanya soal parkir sembarangan, kitapun kerap kesal melihat orang yang mempergunakan fasilitas umum sesuka hatinya tanpa mempedulikan orang yang mengantri dibelakang mereka. Di saat kita tidak sedang buru-buru saja rasanya sudah kesal, apalagi kalau kita sedang terjepit waktu. Bagaimana dengan orang yang berkendara di jalanan secara ugal-ugalan? Atau orang yang memencet klakson berlebihan di saat macet? Polisi yang menutup jalan seenaknya sehingga kita harus memutar jauh? Ada begitu banyak hal dalam hidup kita yang bisa memancing emosi dengan cepat. Alasan untuk emosi mungkin memang ada, tapi jika kita tidak mengontrolnya cepat maka pada suatu ketika emosi itu menjadi sulit untuk diredam. Akibatnya kita akan mempermalukan diri sendiri, atau yang lebih fatal lagi, melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain yang pada suatu ketika akan kita sesali.

Tuhan sepertinya tahu sulitnya manusia untuk mengontrol kesabarannya. Mengapa saya bisa mengatakan hal ini? Karena baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru kita bisa menemukan pesan Tuhan berulang-ulang agar kita bisa melatih kesabaran kita. Lihatlah sebuah seruan Yakobus berikut ini: "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." (Yakobus 1:19). Cepatlah mendengar, bukan cepat membantah, dan lambatlah berkata-kata apalagi marah. Mengapa? Yakobus melanjutkan: "sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yakobus 1:19-20). Jangan gampang tersulut emosi, jangan cepat beradu argumen, tetapi dengarkanlah dahulu apa kata orang, atau cobalah berpikir hal-hal yang positif sebelum kita buru-buru berkomentar.

Berpikir hal-hal yang positif, itu bisa membuat kita tidak mudah terpancing emosi. Dan hal itu pun sudah diingatkan oleh Paulus. "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Dalam hal meredam emosi, pesan Paulus ini sesungguhnya baik untuk diterapkan. Ketika orang parkir sembarangan menutup mobil kita, itu bisa menjadi saat yang tepat untuk berlatih berpikir positif. Mungkin ia sedang terdesak waktu, ada hal mendesak yang harus segera ia lakukan dan tidak bisa lagi menunggu. Atau kalaupun orang itu memang seenaknya saja, seharusnya kita merasa prihatin karena ia ternyata tidak mengerti tata krama dan bakal mengalami banyak kesulitan karenanya. Itu bentuk-bentuk pemikiran yang bisa mencegah kita dari kemarahan yang tersulut dengan cepat. Dan itulah yang baik untuk dilakukan, karena biar bagaimanapun, apapun alasannya, kemarahan tidaklah mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Ketika kita terbiasa hidup dengan kemarahan, seharusnya kita meninggalkan itu dan menggantikannya dengan kesabaran dalam mengisi hari-hari kita. Kekristenan selalu berbicara soal kesabaran dalam menanggung segala sesuatu. Ketika orang di dunia terbiasa cepat emosi bahkan merusak dan membunuh yang tidak sepaham, kita justru dianjurkan untuk bersabar dan mengasihi. Cobalah pikirkan, bukankah Tuhan pun sudah begitu sabar menghadapi kita? Bayangkan apabila sedikit saja salah kita langsung Dia habisi, apa jadinya kita? Tapi Tuhan bukanlah Pribadi yang gampang emosi seperti itu. Dia selalu sabar menghadapi kita, dan selalu menyambut kita dengan penuh sukacita ketika kita datang kepadaNya. Dia berpesta bersama seisi Surga ketika kita bertobat dan memutuskan untuk kembali kepadaNya dengan meninggalkan segala yang buruk. Jika Bapa saja seperti itu, mengapa kita malah menunjukkan sikap yang bertolak belakang, bahkan masih berani mengaku sebagai anakNya? Alkitab memang berbicara soal kesabaran dalam menanggung segala sesuatu secara luas. Dalam situasi paling sulit pun kita harus bersabar, apalagi dalam situasi-situasi kecil saja, itu seharusnya tidaklah susah untuk diatasi. Dari cara menangani hal-hal kecil kita bisa mulai melatih kesabaran ini.

Apa sebenarnya yang membuat Tuhan bisa begitu bersabar menghadapi kita yang kerap mengecewakanNya? Jawabannya hanya satu: karena Dia sungguh sangat mengasihi kita. Kasih itu ternyata punya kekuatan besar untuk mentransformasi manusia dan membawa perbedaan nyata ke arah kebaikan secara luas. Dan Firman Tuhan pun sudah menyatakannya. Dalam 1 Korintus 13:4-7 Paulus merinci satu persatu mengenai poin-poin penting yang tercakup dalam kasih. Dan lihatlah bahwa sabar merupakan satu di dalamnya, bahkan disebutkan paling depan. "Kasih itu sabar..." (ay 3). Jadi menerapkan kasih seharusnya bisa membuat kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih sabar. Sebaliknya tanpa adanya kasih, akan sulit bagi kita untuk mengontrol emosi. Cobalah hidup dengan penuh kebencian, maka segala tindakan destruktif, kejam dan tak beradab akan menjadi gaya hidup kita. Lalu perhatikanlah bahwa dengan membiarkan diri kita hidup dipimpin oleh Roh, itupun akan mampu menghasilkan buah-buah Roh dimana salah satunya adalah kesabaran. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23). Hidup oleh kasih dan dipimpin oleh Roh akan membuat kita menjadi pribadi-pribadi yang baik seperti yang diharapkan Tuhan.

Selain seruan Yakobus di atas, Paulus pun pernah mengingatkan hal yang sama dalam surat-suratnya. "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (Efesus 4:2). Serangkaian nasihat sebelum Paulus menutup suratnya kepada jemaat Tesalonika pun berisi pesan agar kita bisa menjadi orang-orang yang sabar. "sabarlah terhadap semua orang." (1 Tesalonika 5:14).

Kita tidak bisa menghindari persinggungan dengan situasi atau orang-orang yang berpotensi membuat kita tersulut amarah. Kapanpun dan dimanapun kita bisa bertemu dengan mereka ini. Kita tidak bisa mengelak selamanya, tapi apa yang bisa kita lakukan adalah merubah paradigma berpikir kita dengan hal-hal positif, dan mengisi hati kita dengan sikap yang mengasihi orang lain. Kedua hal ini akan mampu membuat diri kita teduh, sejuk dan dengan demikian kita tidak harus kehilangan sukacita dan bisa tetap menikmati hari demi hari secara maksimal. Jika anda berhadapan dengan orang-orang sulit atau situasi sulit yang berpotensi mengesalkan anda, andalkanlah Tuhan. Rohnya ada didalam anda, sehingga buah-buah yang dihasilkan Roh itu akan mampu membuat anda memandang situasi atau orang tersebut dengan cara pandang yang berbeda. Dasarkan pandangan dalam kasih dan hiduplah bertumbuh dalam buah-buah Roh, itu akan membuat kita menjadi orang-orang yang jauh lebih sabar dalam segala situasi dan kondisi.

Kemarahan tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah 


renungan harian online

SIKAP MENANTI-NANTIKAN TUHAN


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Desember 2011 - 

Baca:  Mazmur 130:1-8

"Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nantikan, dan aku mengharapkan firman-Nya."  Mazmur 130:5

Selama menjadi seorang Kristen apakah Saudara memiliki kerinduan yang mendalam akan Tuhan seperti yang dirasakan oleh Daud?  Daud sangat menanti-nantikan Tuhan,  "...lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi."  (ayat 6).  Adakah hari-hari kita selalu dalam sikap menanti-nantikan Tuhan, ataukah sebaliknya kita menjalani hari dengan penuh kekecewaan dan sakit hati kepada Tuhan karena doa-doa kita belum juga dijawab oleh Tuhan, sehingga kita pun merasa bosan menanti-nantikanNya?  Mungkin saat ini kita belum mengalami penggenapan janji Tuhan sepenuhnya, namun jangan pernah berhenti untuk berharap dan menanti-nantikan Dia,  "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersergera menuju kesudahannya dengan tidak menipu;  apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh."  (Habakuk 2:3).

     Sikap menanti-nantikan Tuhan adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya dan itu merupakan bagian dari ibadah kita.  Menanti-nantikan Tuhan bukanlah sekedar saat kita membutuhkan pertolonganNya:  menyembuhkan sakit yang kita derita, memulihkan ekonomi keluarga kita, memberikan jodoh yang tepat bagi kita dan sebagainya, tetapi kita menanti-nantikan Tuhan juga untuk kedatanganNya kali yang kedua untuk menjemput kita sebagai mempelaiNya.  Dalam masa-masa penantian inilah kita harus hidup dalam ketaatan supaya ketika Tuhan datang kedapatan hidup kita tidak bercacat-cela.  Menanti membutuhkan waktu tidak singkat, terkadang lama dan itu memerlukan ketekunan dan kesabaran.  Tuhan pun sangat rindu untuk bertemu anak-anakNya seperti saat si bungsu kembali ke rumah, betapa  "Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia."  (Lukas 15:20c).  Orang yang saling menanti-nantikan pasti memiiki kerinduan yang mendalam satu sama lain.

     Apakah hati kita dipenuhi oleh kerinduan untuk bertemu Tuhan?  Sedangkan Tuhan sendiri sangat rindu kepada anak-anakNya, bukan hanya ingin bertemu, tetapi lebih daripada itu:  "...Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada."  (Yohanes 14:3).

Biarlah waktu-waktu yang kita gunakan untuk membangun kekariban dengan Tuhan, dan tetap menanti-nantikan Dia dengan sabar!  Jangan menyerah pada keadaan yang ada!

air hidup

Senin, 19 Desember 2011

Tamak


Ayat bacaan: Yakobus 2:15-16
======================
"Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?"

tamakKetika kita diberkati lebih dari cukup, apa yang kita lakukan? Kita mungkin berpikir untuk membeli barang-barang yang kita sudah lama kita idam-idamkan. Kita mungkin langsung memikirkan untuk pergi berlibur ke sebuah tempat yang sudah sekian lama pula kita inginkan. Ada yang berpikir untuk mendepositokan dan sebagainya. Semua itu tentu tidak salah. Tapi seberapa jauh kita terpanggil untuk membantu sesama kita lewat berkat yang sudah kita terima dari Tuhan?

Ada banyak orang yang salah kaprah dalam menyikapi berkat yang diberikan Tuhan. Mereka berpikir bahwa semua itu adalah untuk membuat mereka bisa hidup mewah, berfoya-foya menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu benar. Di satu sisi memang kita berhak memakai berkat yang kita peroleh untuk membeli keperluan-keperluan kita. Tapi di sisi lain kita harus ingat juga bahwa Tuhan memberi berkat bukan untuk kita simpan sendiri tetapi untuk memberkati orang lain. Kita diberkati bukan untuk ditimbun dan dipakai semata-mata untuk kepentingan pribadi, ttetapi kita diberkati untuk memberkati. Dalam kitab Yehezkiel dikatakan: "Kalau seseorang adalah orang benar dan ia melakukan keadilan dan kebenaran..tidak menindas orang lain, ia mengembalikan gadaian orang, tidak merampas apa-apa, memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, tidak memungut bunga uang atau mengambil riba, menjauhkan diri dari kecurangan.." dan sebagainya. (bacalah Yehezkiel 18:5-9) Dalam Perjanjian Baru pun pesan seperti ini disampaikan beberapa kali, misalnya lewat Yakobus. "Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?" (Yakobus 2:15-16). Perhatikanlah bahwa Tuhan menginginkan kita untuk menjadi saluran berkatNya dan bukan untuk membuat kita menjadi orang-orang yang serakah.

Sebenarnya berapapun yang ada pada kita saat ini bisa sangat bermanfaat untuk membantu orang lain. Besar atau kecil nilainya, selama itu diberikan dengan hati yang iklas dan penuh sukacita maka Tuhan pun akan memperhitungkannya dengan sangat tinggi. Lihatlah kisah seorang janda miskin yang memberi persembahan dalam jumlah kecil, hanya dua peser alias satu duit. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan half a cent atau setengah sen. (Markus 12:42). Jumlah itu jauh nilainya dibawah pemberian orang-orang kaya pada saat bersamaan. (ay 41). Ketika itu Yesus tengah berada disana dan mengamati setiap orang yang memberi persembahannya. Apakah jumlah yang besar itu yang menarik perhatian Yesus? Ternyata tidak. Justru si ibu janda yang miskin lah yang mendapat perhatian Yesus. "Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan." (ay 43). Mengapa Yesus mengatakan seperti ini? "Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (ay 44). Artinya, berapa pun yang ada pada kita, kita bisa mulai peduli dan tergerak untuk memberi, karena seringkali bukan masalah ada dan tidak ada atau cukup dan tidak cukup, melainkan masalahnya adalah hati kita. Pada akhirnya kita harus sampai kepada pola pemikiran yang tepat sesuai Firman Tuhan, seperti yang tertulis dalam ayat berikut ini: "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35).

Apabila anda diberkati hari ini dengan penghasilan yang besar, bersyukurlah dan pergunakan untuk memberkati sesama. Membantu yang kekurangan, menolong yang kelaparan, memberi pakaian bagi yang kurang mampu, semua itu adalah tugas dan kewajiban kita sebagai orang percaya. Mahatma Gandhi pernah mengatakan: "Earth provides enough to satisfy every man's need, but not every man's greed". Bumi cukup untuk memuaskan semua orang, tetapi tidak akan pernah cukup untuk satu orang yang tamak. Bumi ini sudah diciptakan Tuhan dengan begitu baik sehingga cukup untuk semua manusia, terlebih ketika kita orang percaya bisa berfungsi secara benar sesuai panggilan Tuhan. Tetapi dunia dan segala isinya ini tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang tamak atau serakah, yang ingin selalu memiliki lebih dan lebih lagi tanpa pernah merasa bersyukur. Yesus sudah mengingatkan: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15). Hendaklah kita semua hidup dengan rasa cukup dan tidak dikuasai oleh sifat serakah. Dalam keadaan apapun tetaplah bersyukur dan ingatlah bahwa di atas segalanya Tuhan sendiri yang akan memelihara hidup kita. Menjelang hari Natal yang semakin dekat, ini saatnya untuk menjadi saluran berkat dari Tuhan kepada sesama.

Hiduplah dengan rasa cukup dan hindari sifat tamak

renungan harian online

GENERASI BARU: Harus Tahu Hukum-Hukum Tuhan!


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2011 - 

Baca:  Ulangan 4:1-40

"Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?"  Ulangan 4:7

Perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian  (Kanaan)  melalui proses yang sangat panjang, melalui pengembaraan di padang gurun hampir selama 40 tahun.  Pahit, getir, suka dan duka perjalanan telah dirasakan dan dialami oleh generasi pertama yang mengalami secara langsung bagaimana mereka keluar dari perbudakan di Mesir.  Dan sebagian besar dari mereka  (generasi tua)  telah meninggal di padang gurun.  Adapun generasi berikutnya dalah generasi baru yang tidak mengalami peristiwa-peristiwa itu secara langsung.  Adalah perlu bagi mereka mengerti dan memahami betapa hebat dan dahsyatnya Tuhan yang menyertai bangsa Israel.  Karena itulah Tuhan kembali mengutus Musa untuk mengadakan misi pengajaran bagi generasi baru dengan mengulang kembali ajaran-ajaran dan hukum-hukumNya bagi generasi baru.

     Apa sebabnya Musa perlu menulis ulang pada kitab Ulangan ini?  Karena generasi pertama yang keluar dari Mesir hampir habis meninggal di padang gurun dan kini generasi kedua yang akan masuk ke Tanah Perjanjian, sehingga banyak dari mereka tidak tahu asal usul peraturan dan hukum Tuhan yang diberikan untuk dilakukan.  Contoh ayat nas di atas:  Musa menegaskan bahwa tidak ada allah lain seperti Allah bangsa Israel yang begitu dekat dan mengasihi mereka.  Musa juga mengingatkan bahwa antara bangsa Israel dan Tuhan ada ikatan perjanjian:  "...Tuhan telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini."  (ayat 20).  Musa mendorong mereka untuk memperbarui komitmen mereka dalam memenuhi kewajibannya kepada Tuhan.  Dikatakan,  "Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian Tuhan, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh Tuhan, Allahmu, dilarang kauperbuat."  (ayat 23).

     Kunci kemenangan bangsa Israel adalah ketaatan, di mana pada saat itulah Tuhan akan menyatakan kuasa dan mujizatNya ke tengah-tengah mereka.  Ini penting, terutama bagi Yosua yang hendak menerima tongkat estafet kepemimpinan dari Musa, yang pasti akan mengalami tekanan yang luar biasa karena pengalaman yang dimikinya tidak sebanding dengan Musa.

Namun jika Tuhan sendiri yang memilih Yosua, Dia pasti akan menyertai dan Dialah yang berperang untuknya.  (Baca:  Uangan 3:22)

air hidup