-=Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Kisah Para Rasul 4:12=-

5 Top Up

Air Hidup Keuangan Keluarga PasangIklanoketrik Firman Hari ini Keselamatan

Minggu, 25 Desember 2011

Pengharapan, Damai, Sukacita, dan Kasih

PENGHARAPAN.
Selayaknya gelombang/ombak yang pasang surut di lautan lepas, iman percaya saya juga pernah mengalami pasang surut. Bukankah memang akan terasa susah untuk memercayai sesuatu yang tidak terlihat? Bukankah ‘Seeing is believing’ adalah faham yang kita anut sekarang ini? Permasalahan-permasalahan hidup yang silih berganti mendatangi saya adalah faktor utama yang membuat iman percaya saya terkadang goyah.
Setidaknya ada tiga pertanyaan utama yang sering sekali terbesit di benak saya setiap kali saya dirudung permasalahan:

Apa sih yang sebenarnya Tuhan inginkan dari saya?
Apakah Tuhan telah melupakan saya?
Apakah Tuhan sedang menunjukkan kemarahannya kepada saya?


Hal yang sama serta pertanyaan-pertanyaan yang sama saya yakini juga pasti pernah muncul di hidup dan kehidupan anda sekalian. Kematian orang-orang tercinta, krisis dalam pekerjaan, permasalahan cinta, kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain seringkali menggerogoti tubuh, jiwa, dan raga kita secara perlahan-lahan menuju sebuah kematian semu. Dalam menghadapi hal tersebut, marilah kita menyadari kebenaran yang utama bahwa: Tuhan telah membawa kita dalam rangkulan tangan pengasihan-Nya sehingga kita dapat melalui kepahitan-kepahitan hidup itu semua. Hidup ini indah, dan kita telah, tengah, dan akan selalu diberkati oleh-Nya. Mungkin akan selalu ada tragedi yang menanti kita di depan, dan tentu saja akan selalu ada kesulitan-kesulitan yang harus kita hadapi kelak. Tetapi sekarang baiklah kita menghadapi semuanya dengan Allah kita, kepada-Nyalah kita percaya.
Dalam sebuah buku yang pernah saya baca ada tertulis demikian:

Dan,
Karena Dia tak punya kebutuhan, Anda tak dapat membuat-Nya lelah.
Karena Dia tak punya umur, Anda tak dapat kehilangan Dia.
Karena Dia tak punya dosa, Anda tak dapat merusak Dia.
Jika Allah dapat membuat satu miliar galaksi, tak dapatkah Dia memperbaiki keburukan kita dan memahami kehidupan kita yang bimbang? Tentu Dia bisa. Dia adalah Allah. Dia tak hanya menerbangkan pesawat, tetapi juga punya tempat khusus bagi mereka yang sakit dan siap untuk pulang ke rumah.


Melalui Natal, marilah kita memperteguh pengharapan kita terhadap Dia. Bukanlah Allah sendiri bersabda, “Sebab Aku ini, Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.” (Yesaya 41:13)”
DAMAI.
Kristus adalah Putera Damai. DIA datang untuk mendamaikan kita dengan Allah oleh karena begitu besar dosa, pelanggaran, dan kejahatan yang telah kita perbuat. Sebab di dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya. Bukan demi Allah itu sendiri, tapi demi hidup kekal bagi kita semua, ciptaan-Nya. Memang sukar sekali rasanya kita menemukan perdamaian di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari. Terutama ketika yang kita lihat adalah perang atau konflik antar Suku, Agama, Ras, dan Negara. Ketidakadilan sosial terjadi dimana-mana. Dan masih banyak hal-hal ‘tidak damai’ lainnya yang menjadi pemandangan ‘rutin’ kita.
Melalui Natal, marilah kita kembali mencoba untuk menjadi wajah Tuhan, imago Dei, bagi lingkungan di sekitar kita. Mari kita meminta maaf kepada orang-orang yang pernah kita lukai. Orangtua, saudara, teman, atau orang asing sekalipun. Mari kita juga memaafkan orang-orang yang pernah melukai kita. Mudah-mudahan dengan saling memaafkan, pada momen Natal ini semua umat manusia memiliki damai sejahtera di dalam hati mereka masing-masing. Semoga perang dan kekerasan dan persiteruan antar bangsa, suku, ras, dan agama dapat berakhir karena damai Natal. Semoga hati-hati yang telah tawar dan yang kesepian dipenuhi oleh damai Natal yang sama pula. Semoga keluarga-keluarga yang sedang retak, melalui damai Natal ini juga, dapat dieratkan kembali. Dan akhirnya, semoga jiwa-jiwa yang lelah, tertutup, bimbang, dan tersesat dipulihkan kembali oleh damai yang berasal dari Dia yang kelahirannya kita peringati saat ini.


SUKACITA.
Hal lain yang sangat saya nantikan di masa-masa Natal seperti saat ini adalah lagu-lagu Natal yang diputar di berbagai tempat. Kebanyakan lagu-lagu tersebut berisikan ajakan agar kita bersukacita karena Kristus telah lahir bagi kita. Namun pada kenyataannya, pasti banyak diantara kita semua yang tidak/belum bisa merasakan sukacita di momen Natal kali ini. Misalnya karena kita baru saja kehilangan orang yang kita sangat kita cintai. Sulit rasanya bukan untuk mencoba bersukacita ketika hati kita justru sedang terluka? Ketika ayah saya meninggal dunia, Juli lalu, saya sendiri merasakan duka yang begitu dalam. Saya merasa tiba-tiba kehilangan arah tujuan hidup. Jika saya harus jujur, saya pernah berkali-kali ‘marah’ terhadap Tuhan. ‘Marah’ karena keputusan-Nya yang seakan-akan tidak mengandung kasih sedikitpun itu bagi saya dan keluarga. Namun, Tuhan tidak pernah beranjak dari sisi saya. Perlahan demi perlahan, melalui orang-orang percaya di sekitar saya, Tuhan meneguhkan kembali iman, pengharapan, dan sukacita saya di dalam Dia.

Bacalah Mazmur 126, bila Anda masih belum dapat bersukacita saat ini. Di dalamnya Anda akan menemukan sebuah pesan penting yang sering kali terlupakan oleh kita. Sukacita bukanlah suatu kondisi dimana segala sesuatu akan selalu mudah adanya. Akan selalu ada kesulitan dan masalah mengiringinya. Bahkan kita harus bekerja keras terlebih dahulu sebelum dapat merasakan sukacita tersebut. Akan ada banyak penderitaan dan kemunduran-kemunduran pula yang akan terjadi kepada kita. Tapi percayalah bahwa Tuhan akan terus bekerja di dalamnya dan segala-galanya tidak akan pernah menjadi sia-sia. 

Melalui Natal kali ini, marilah kita selalu bersukacita di dalam Dia dan marilah kita juga selalu memiliki keyakinan bahwa dalam kesulitan-kesulitan yang saya akan hadapi di masa depan, Tuhan akan selalu tetap beserta kita.


KASIH.
Cinta kasih adalah pesan utama yang ingin disampaikan Allah melalui Putera-Nya, Yesus Kristus. Bacalah kembali Alkitab Anda, dan temukan kasih Allah terbentang dari awal sampai akhir. Allah tidak akan pernah melepaskan kita. Dia telah merantaikan diri-Nya kepada kita dalam ikatan kasih-Nya yang abadi. Kita tidak perlu memenangkannya, karena kita telah memilikinya. Dan, karena kita tidak dapat memenangkannya, kita pun tak dapat kehilangan kasih tersebut.

Mungkin dosa-dosa kita yang besar membuat kita malu untuk dirangkul oleh tangan pengasihan-Nya. Sebagaimana Petrus berujar, sesudah Yesus mengisi perahunya penuh dengan ikan-ikan tangkapan, “Tuhan, pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa.”, kita juga pasti pernah bersikap seperti ini. Kita tentu saja salah bila mengganggap diri kita tidak layak untuk mendapatkan kasih anugerah-Nya. Bagi Tuhan sendiri, tak ada status yang terlalu rendah. Tak ada jam yang terlalu terlambat. Tak ada tempat yang terlalu jauh. Bagaimanapun, kapan pun, dimana pun, kita adalah sasaran kasih-Nya. Pilihan ada ditangan kita: menerima atau menolak. Saya sendiri berharap kita semua mau menerima uluran tangan kasih-Nya tersebut.

Lebih jauh lagi, marilah kita memperingati Natal kali ini dengan bersedia menjadi saluran kasih bagi orang-orang di sekitar kita. Banyak korban-korban bencana alam di Wasior, Gunung Merapi, dan Mentawai yang masih membutuhkan uluran kasih kita. Mari kita membantu mereka dengan segala daya upaya yang kita miliki. Bukankah Rasul Paulus sendiri berpesan: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”.


Selamat Hari Natal.



Damai sejahtera Allah kiranya menyertai kita semua.

He is Hope; He is Peace; He is Joy; He is Love born on Christmas Day.