Ayat bacaan: Amsal 22:1
=======================
"Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas."
Selalu
menarik bagi saya untuk membaca sejarah tokoh-tokoh dunia. Ada yang
dikenal karena kebaikan atau jasa-jasa mereka yang berdampak besar bagi
generasi pada masa mereka hingga generasi berikutnya. Sebaliknya ada
pula yang terkenal justru karena kejahatan atau kekejaman mereka.
Seringkali para tokoh yang terkenal karena kejahatannya ini tidak saja
memberi nama buruk bagi diri mereka sendiri, tapi nama keluarga mereka
pun tercemar karenanya, bahkan tidak menutup kemungkinan negara di mana
mereka tinggal pun bisa terkena getahnya. Ada beberapa negara yang
pernah mempunyai tokoh kejam masih berjuang menghapus image buruk itu
bahkan hingga hari ini. Sebuah nama yang baik akan mengharumkan sang
tokoh, nama keluarga yang ia sandang maupun negaranya asalnya,
sebaliknya nama buruk akan mencemarkan dirinya sendiri, keluarganya dan
bangsa dimana ia tinggal.
Sebuah catatan kontras bisa kita saksikan dari kematian dua tokoh sejarah Israel di dalam Alkitab, yaitu antara
Yonatan dan
Yoram.
Yonatan adalah putra raja Saul, sedang Yoram adalah putra raja Yosafat.
Kedua tokoh ini sama-sama putra raja, tapi perilaku dan cara hidup
mereka jauh berbeda. Yonatan dikenal sebagai tokoh yang jujur,
menghormati persahabatan, berjiwa kesatria, tulus, tahu membedakan mana
yang benar dan salah dan prajurit yang dengan gagah berani membela
bangsa dan tanah airnya. Yonatan merupakan sosok sahabat yang sangat
dikasihi dan dihormati, berbudi luhur dan punya integritas. Daud begitu
kehilangan ketika Yonatan mati, sehingga ia sampai menuliskan nyanyian
ratapan tidak saja buat Yonatan, tetapi juga buat Saul, ayahnya. Kita
tahu bagaimana sikap buruk Saul termasuk rasa iri hati dan kebenciannya
terhadap Daud, tetapi Daud masih memberi penghormatan besar bagi Saul di
saat ia meninggal di medan perang bersama Yonatan. Ini bisa kita lihat
dalam kitab 2 Samuel 1:17-27 dimana Daud menunjukkan dukacitanya dan
menyebut mereka sebagai pahlawan.
"Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan!" (ay 19). Tidak hanya itu saja, Daud pun mengenang Yonatan dan Saul sebagai
orang-orang yang dicintai dan ramah.
"Saul
dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan
matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka
lebih kuat dari singa." (ay 23). Dalam bahasa Inggrisnya disebutkan
beloved and lovely.
Sebaliknya Yoram meninggalkan catatan kelam dan itu bisa kita baca dalam
2 Tawarikh 21:2-20. Ia mempergunakan kekuasaan bukan untuk hal-hal yang
baik bagi rakyatnya, tetapi malah menyalahgunakan itu semua karena
merasa dirinya sudah kuat dan berada di atas angin sehinga bisa
bertindak seenaknya.
"Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas
kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan pedang
semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel." (ay 4). Ia
tidak mencerminkan ayahnya Yosafat, tapi justru hidup menurut keluarga
Ahab, mertuanya. Dan Alkitab menyatakan bahwa ia dianggap
jahat di mata Tuhan.
"Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan
keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN." (ay 6). Dan lihatlah buah dari perbuatannya. Tuhan pun lalu menyampaikan teguran dan hukuman kepadanya lewat nabi Elia.
"Beginilah
firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Karena engkau tidak hidup
mengikuti jejak Yosafat, ayahmu, dan Asa, raja Yehuda,melainkan hidup
menurut kelakuan raja-raja Israel dan membujuk Yehuda dan
penduduk-penduduk Yerusalem untuk berzinah, sama seperti yang dilakukan
keluarga Ahab, dan juga karena engkau telah membunuh saudara-saudaramu,
seluruh keluarga ayahmu yang lebih baik dari padamu, maka TUHAN akan
mendatangkan tulah besar atas rakyatmu, anak-anakmu, isteri-isterimu,
dan atas semua harta milikmu. Dan engkau sendiri akan menderita penyakit
yang dahsyat, suatu penyakit usus, hingga selang beberapa waktu ususmu
keluar oleh karena penyakit itu." (ay 12-15). Dan tepatnya itulah
yang terjadi. Datanglah serangan orang Filistin dan Arab melawan Yoram
dan rakyatnya. (ay 16). Semua harta milik mereka dijarah, anak-anak dan
istri Yoram semua diambil sebagai tawanan kecuali putranya yang bungsu
(ay 17). Lalu datanglah penyakit ususnya itu dan ia pun mati dengan
sangat menderita. (ay 19). Pada ayat ini juga dan ayat berikutnya kita
bisa melihat bagaimana kematiannya itu disikapi rakyatnya.
"Rakyatnya
tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek
moyangnya. Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja
dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan raja-raja."
(ay 19-20). Ketika Yonatan meninggal dengan dikenang sebagai orang yang
baik dan dicintai, Yoram dengan jelas dikatakan meninggal dengan tidak
dicintai siapapun. Yoram tidak menunjukkan kasih. Apa yang ia tunjukkan
hanyalah kekejaman, kebencian dan kebengisan. Ia tidak hormat kepada
Tuhan dan tidak memberi yang baik kepada rakyatnya malah membuat mereka
menderita. Akibatnya ia pun mati tanpa cinta, tanpa ada yang bersedih
apalagi menangisi. Itulah catatan kontras yang dicatat Alkitab mengenai
kematian dua tokoh ini.
Melihat contoh dari kedua tokoh ini, wajarlah jika Salomo yang penuh hikmat kemudian mengatakan dalam salah satu Amsalnya:
"Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas."
(Amsal 22:1). Ketika banyak orang lebih tertarik pada perak dan emas,
sesungguhnya mereka lupa bahwa nama baik jauh lebih berharga dari
semuanya itu. Tumpukan harta tidak akan bisa dibawa mati. Seperti yang
saya sebut kemarin, apa yang tinggal kelak hanyalah kenangan, dan
seperti apa kita nanti dikenang orang, apakah seperti Yonatan atau
Yoram, semua itu akan tergantung dari bagaimana cara kita menjalani
hidup. Tuhan Yesus sudah mengingatkan sejak jauh hari:
"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya."
(Markus 8:36). Kekayaan harta dan jabatan tidak akan pernah mampu
memberikan kebahagiaan sepenuhnya. Dalam waktu singkat mungkin bisa,
tetapi biar bagaimanapun itu tidaklah sebanding dengan nyawa yang kita
buang selamanya demi kenikmataan sesaat. Kaya raya tapi dibenci orang
lain itu sesungguhnya amatlah menyedihkan. Saya sudah bertemu dengan
beberapa orang seperti ini dan lewat mereka saya mendengar sendiri
kesedihan hidup dalam kesepian akibat dibenci banyak orang tidak akan
bisa terobati dengan harta sebesar atau sebanyak apapun. Tidak salah
untuk bisa menjadi kaya, tetapi kita harus benar-benar memperhatikan
cara-cara yang kita buat untuk memperolehnya dan kemana atau untuk apa
kita mempergunakannya. Oleh karena itu teladanilah Yonatan dan
hindarilah sikap hidup Yoram. Bekerja dan berusahalah dengan jujur,
jadilah seorang sahabat yang bisa diandalkan, lakukan semuanya dengan
sebaik-baiknya seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Muliakan Tuhan
dengan setiap perbuatan dan perilaku kita, teruslah berbuat baik dan
tolonglah orang-orang yang kesusahan semampu kita. Tuhan sanggup
melimpahkan semuanya tanpa kita harus menggadaikan kehormatan, nama baik
keluarga dan bangsa yang juga akan berpengaruh pada keselamatan kekal.
Dikenang sebagai orang baik atau dibenci tergantung dari bagaimana sikap hidup kita. Mana yang kita pilih?
Renungan Harian Online