-=Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Kisah Para Rasul 4:12=-

5 Top Up

Air Hidup Keuangan Keluarga PasangIklanoketrik Firman Hari ini Keselamatan

Minggu, 22 April 2012

DOSA ADALAH PEMBINASA HIDUP MANUSIA


 Hosea 14:2-10


"Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu."  Hosea 14:2

Akhir-akhir ini cuaca yang sangat ekstrem melanda negeri kita.  Hujan begitu lebatnya sehingga terjadi banjir di mana-mana disertai angin yang sangat kencang, sehingga pohon-pohon banyak yang tumbang seperti terjadi di Jakarta dan daerah-daerah lainnya.  Padahal pohon-pohon besar itu secara kasat mata kelihatan kuat dan kokoh berdiri;  bertahun-tahun diterpa panas terik, hujan lebat dan angin, sepertinya ia berdiri teguh dan tak tergoyahkan.  Tetapi suatu ketika ada hujan turun semalam-malaman dan angin bertiup sangat kencang, pohon besar itu pun langsung roboh.  Ternyata setelah diselidiki, mulai dari bagian akar hingga setengah dari tinggi pohon itu telah rapuh oleh gigitan rayap.  Seperti itulah dosa bekerja dalam diri seseorang!  Seperti rayap yang bekerja secara perlahan tapi pasti;  dosa bekerja tak terlihat oleh mata jasmani tapi pada saatnya ia akan menghancurkan hidup manusia.

     Pada zaman nabi Hosea bangsa Israel hidup dalam ketidaktaatan.  Mereka secara bebas melakukan perbuatan-perbuatan dosa dan hidup menurut kehendaknya sendiri tanpa menghiraukan firman Tuhan:  terlibat dalam penyembahan berhala, penipuan, perzinahan dan sebagainya.  Tuhan memakai Hosea untuk menegur mereka dengan keras.  "Aku membinasakan engkau, hai Israel, siapakah yang dapat menolong engkau?"  (Hosea 13:9).  Meski mendapat peringatan mereka tetap tidak bergeming.  Seringkali kia tidak menyadari betapa dosa membawa akibat yang sangat mengerikan,  "Sebab upah dosa ialah maut;"  (Roma 6:23).  Dosa benar-benar menjadi pembinasa yang keji bagi manusia dalam segala hal.

     Seseorang yang hidup dalam dosa pasti tidak akan mengalami kebahagiaan dalam hidupnya.  Tertulis,  "'Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur.  Tiada damai bagi orang-orang fasik itu,' firman Allahku."  (Yesaya 57:20-21).  Oleh karena iu firman Tuhan tidak pernah berhenti mengingakan agar kita stop berbuat dosa selagi masih ada waktu dan kesempatan untuk hidup dalam pertobaan.

Dosa hanya membawa seseorang kepada ketidakbahagiaan, kehancuran dan kebinasaan!

Sabtu, 21 April 2012

I AM WHO I AM



3:7 Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. 
3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. 
3:9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. 
3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” 
3:11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” 
3:12 Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” 
3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? –apakah yang harus kujawab kepada mereka?” 
3:14 Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” – Keluaran 3 :7-14
Kekristenan bukan sekedar agama. Inti dari semua agama ada 2 yaitu rule dan ritual/rutinitas. Sedangkan inti Kekristenan adalah relationship. Hubungan dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan diri sendiri. Berbicara mengenai hubungan berarti berbicara mengenai pengenalan. Dalam alkitab, mengetahui Allah berarti mengenal dan mengalami Tuhan. Kekristenan kita harus berdasarkan pengenalan pribadi kita dengan Tuhan. Untuk mengenal, kita perlu mengalami perjumpaan dengan Tuhan seperti Musa yang mengalami perjumpaan dengan Allah.
Pada perjumpaan itu, Allah memberi tahu namaNya yaitu, AKU ADALAH AKU ( I AM WHO I AM). Bagi orang Israel, nama memiliki arti yang penting dan menunjukkan jati diri orang tersebut. Oleh sebab itu, Tuhan sering mengganti nama orang karena nama menunjukkan gambaran orang tersebut. Karena nama itu penting maka Tuhan menyatakan namaNya kepada Musa.
Pengenalan akan Allah membuat kita :
1. Kita semakin mengasihi Dia
Seperti kata pepatahtak kenal maka tak sayang begitu juga dengan hubungan kita dengan Tuhan. Semakin kita mengenalNya, semakin kita mengasihi Dia.
2. Kepercayaan kita kepada Dia semakin bertambah
Anda tidak mungkin percaya kepada orang yang anda baru kenal bukan? Anda akan percaya kepada orang yang sudah lama anda kenal. Semakin kita mengenal Dia maka kepercayaan dan iman kita kepadanya semakin besar.
3. Membuat kita semakin kuat
Alkitab mengatakan bahwa orang yang mengenal Allahnya menjadi kuat.
Tuhan Allah menyatakan namanya kepada Musa yaitu AKU ADALAH AKU. Apa arti dari nama ini? Siapakah Allah ini? Dia adalah Allah nya Abraham, Allah nya Ishak dan Allah nya Yakub. Orang Israel sangat menghargai leluhur. Oleh sebab itu, Jika Allah adalah Allah nenek moyang mereka, berarti Dia bukan Allah yang jauh. Dia juga bukan Allah yang abstrak karena dengan jelas bahwa Dia adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Dengan menyatakan bahwa Dia adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Dia menyatakan bahwa Dia bergaul karib dengan orang-orang yang dikasihiNya. Dia adalah Allah yang dekat, bergaul akrab dengan orang-orang yang dikasihiNya dan Dia tidak abstrak.
Alkitab berkata Dia lebih dekat dari pakaian karena Dia ada di dalam hati kita. HadiratNya tidak di luar tetapi dalam hati kita. Dia bukan Allah yang jauh dan Dia rindu bergaul dengan kita, berkomunikasi dengan kita dan memiliki fellowshipdengan kita. Dia masih mau berbicara kepada kita.  Ada banyak cara Tuhan berbicara kepada kita. Kepada beberapa orang, Tuhan berbicara lewat hati nurani mereka. Oleh sebab itu, jagalah hati nurani agar tetap murni dan tulus (1 Petrus 3 :16). Roh Kudus berbicara kepada hati kita. Ketika Tuhan berbicara, maka pasti akan ditepati. Tuhan selalu mendengar apa yang dikatakan oleh diri kita bahkan di dalam hati. Oleh sebab itu, hati-hati dengan perkataanmu.
Tuhan juga berbicara lewat Firman-Nya. Kadang Tuhan menunjukkan sebuah ayat dan menjadi rhema dalam hidup kita, dalam pergumulan kita. Oleh sebab itu, milikilah kepekaan dan telinga yang tajam kepada suara Tuhan.  Tuhan juga berbicara lewat khotbah yang kita dengar. Sampai sekarang Tuhan menuntun kita. Jika kita mendengar suaraNya, hidup kita akan berhasil.
Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. - Keluaran 3:7 menjelaskan bahwa Tuhan kita adalah Allah yang peduli dengan umatNya, peduli dengan hidup kita, masalah kita. Dia mengasihi kita , mendengar doa yang kita ucapkan dan terlibat aktif dalam hidup kita. Salah satu contohnya adalah Yesus menjadi manusia agar dapat merasakan apa yang kita rasakan. Dia pernah merasakan dihina, ditolak, kelaparan, ditinggalkan dan lainnya. Namun ingat, Dia bukan Allah yang hanya bersimpati, tetapi Dia juga memberi jalan.
103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.- 
Mazmur 103 : 8-13.
Tuhan adalah penyayang dan murah hati (merciful). Kemurahan ( mercy) artinya kita tidak mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan. Seharusnya kita mendapatkan hukuman, dikutuk, mati dan disalib karena dosa kita. Tetapi karena kemuarahan Tuhan, kita tidak mengalami hal-hal tersebut malah melainkan kita memiliki masa depan yang cerah, hidup dan keselamatan. Dia juga Allah yang penuh anugerah ( grace). Anugerah ( grace) artinya kita mendapatkan sesuatu yang tidak layak kita dapatkan. Karena kasih karunia Tuhan, kita memperoleh berkat, masa depan cerah bahkan keselamatan. Upah adalah sesuatu yang layak kita dapatkan. Namun Tuhan tidak memberikan upah kepada kita, melainkan kasih karunia. Allah juga adalah Allah yang panjang sabar ( not easily get anger).
AKU ADALAH AKU ( I AM WHO I AM) adalah kalimat present tense yang menunjukkan sebuah fakta, sebuah kejadian yang berlangsung seterusnya. I AM WHO I AM menunjukkan bahwa Dia adalah Allah masa kini bukan masa lalu. Dia adalah Allah yang tidak pernah berubah dulu , sekarang dan selamanya. Dia tetap sama. KuasaNya, kekuatanNya dan kasihNya tetap sama bahkan sampai selama-lamanya.

-Pdt. Agus Lutan-
Images taken from :
http://gracerestonly.blogspot.com
http://www.free-stories.net

Minggu, 08 April 2012

YESUS TELAH BANGKIT: Kebenaran Berita Injil!


Yohanes 20:1-10 


"Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati."  Yohanes 20:9

Hari ini ada sukacita besar!  Yesus Kristus telah bangikit di hari yang ke-3:  kuburNya kosong!  Kebangkitan Kristus berarti kemenangan iman Kristen;  dan ini merupakan penggenapan dari nubuat mengenai Mesias yang tertulis dalam Mazmur 16:10:  "...Engkau tidak menyerahan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan."

     Apabila Yesus Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah iman percaya kita dan kita pun masih hidup di dalam dosa.  Jika Kristus tidak dibangkitkan, Injil hanyalah sebagai buku cerita fiksi belaka dan percuma Injil diberitakan ke seluruh penjuru dunia ini.  Namun dengan kebangkitan Kristus di hari yang ketiga ini berita Injil adalah ya dan amin, itulah sebabkan Injil harus diberitakan.  Itulah sebabnya Tuhan Yesus memberi perintah kepada murid-muridNya dan juga kita,  "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala makhluk.  Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."  (Markus 16:15-16).  Jika Kristus tidak dibangkitkan, kelahiranNya dan kematianNya juga akan menjadi percuma dan sia-sia sehingga salib hanya akan menjadi akhir tragis dari kehidupan Yesus Kristus di bumi.

     Kebangkitan Kristus telah memberikan kepastian bahwa di balik kematian ada kehidupan.  Hal ini juga ditegaskan Tuhan Yesus sendiri,  "Akulah kebangkitan dan hidup;  barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,"  (Yohanes 11:25).  Jadi dengan kebangkitan Kristus ada jaminan pasti bahwa kita yang percaya juga akan dibangkitkan dari kematian dan beroleh kehidupan kekal.  Oleh karena itu Rasul Paulus menasihatkan,  "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!  Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).  Namun sampai saat ini masih ada orang Kristen yang begitu mudahnya menjual imannya demi jabatan, harta, popularitas, dan juga pasangan hidup;  keselamtan ia tukarkan dengan kemewahan dunia ini.

Kebangkitan Yesus Kristus adalah bukti bahwa Dia adalah Tuhan dan bukti bahwa Injil Kristus adalah kebenaran sejati!

Sabtu, 07 April 2012

YESUS KRISTUS SUDAH MENYELESAIKAN!


 Yohanes 19:28-42


"Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: 'Sudah selesai.' Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya."  Yohanes 19:30

Pernyataan Yesus sudah selesai menunjukkan bahwa bagi Yesus salib bukan hanya sekedar penderitaan atau aniaya bagiNya, tetapi salib adalah sebuah tugas dan misi yang harus Ia emban dari Bapa.  Karena salib itu merupakan tugas yang tidak mudah, Yesus pun sujud dan berdoa,  "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."  (Matius 26:39).

     Ungkapan sudah selesai juga ungkapan bahwa Yesus telah menyelesaikannya dan taat sampai akhir seperti yang juga disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi,  "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:8).  Ketika Yesus disalibkan, Ia ditinggalkan oleh murid-muridNya.  Mereka kecewa karena Yesus tidak menyatakan diri sebagai raja, malah disalibkan.  Itulah sebabnya orang-orang Yahudi sampai hari ini tidak percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat.

     Karena dosa, seharusnya kita yang menanggung hukuman, tapi kini telah diselesaikan oleh Kristus;  dan segala harga yang seharusnya kita bayar telah dilunasi olehNya.  Alkitab menyatakan,  "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:  Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu."  (1 Korintus 6:20).  Kita tahu harga dosa adalah maut dan penghukuman kekal.  Tetapi dalam Yesus Kristus telah diubah segala kutuk menjadi berkat;  dimerdekakan dari dosa menjadi hamba kebenaran!

     Bagaimana respons kita terhadap pengorbanan Kristus ini?  Dikatakan,  "Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu."  Keselamatan adalah anugerah terbesar dalam hidup kita, karena itu jangan pernah sia-siakan.  Jangan lagi kita hidup dalam dosa, melainkan mari kita hidup sebagai  'manusia baru'.  Dan selagi masih ada kesempatan mari kita gunakan untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan memberi yang terbaik bagi Dia!

Ingatlah bahwa tidak ada satu pun orang yang tidak di dalam Yesus Kristus yang bisa lolos dari kebinasaan kekal, karena itu jangan sia-siakan keselamatan yang sudah kita terima ini;  mari kita kerjakan keselamatan ini dengan takut dan gentar pula!

Jumat, 06 April 2012

KEMATIAN KRISTUS: Kita Diselamatkan dari Dosa!


Yohanes 19:16b-27


"Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah."  Yohanes 19:18

Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Minggu Paskah, hari peringatan Penyaliban Yesus Kristus dan wafatNya di Golgota.  Sudah menjadi hal yang umum bila acara yang berhubungan dengan kematian bukanlah sesuatu yang menyenangkan, sebab di mana ada kematian di situ juga ada air mata.

     Peristiwa kematian selalu diiringi dengan kesedihan dan kepedihan yang sangat mendalam.  Namun bagi orang percaya, kematian Yesus Kristus justru adalah peristiwa yang besar dan harus disyukuri, karena di dalam kematian Yesus Kristus ada pengampunan dosa, kita dibebaskan dari kutuk, ada masa depan dan memiliki pengharapan.  Tertulis:  "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."  (Amsa 23:18).  Kematian Yesus Kristus yang berarti sorga bukan hanya angan-angan, tetapi menjadi bagian yang pasi bagi anak-anak Tuhan.  Kematian Yesus Krisus berarti pula jaminan bagi kita untuk mengalami berkat yang berkelimpahan.  Hal ini dinyatakan dalam Efesus 1:3:  "Terpujiah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga."

     Di atas Golgota sepertinya Yesus Kristus mengalami kegagalan dan kehancuran.  Mungkin pada saat itu Iblis tertawa, tetapi justru di situlah kedaulatan Allah dinyatakan dan kemenangan diraih!  Memang, bagi dunia salib adalah kebodohan, tapi bagi kita salib adalah bukti kasih Allah yang menyelamatkan karena melalui kematian Yesus Kristus kita diselamatkan.  Maut tidak berkuasa lagi!  Jadi kekristenan tidak dapat dipisahkan dari 'salib'.  Hanya melalui iman percaya kita kepada Yesus Kristus, tanpa dikarenakan apa yang telah kita lakukan, keselamatan itu kita terima dengan cuma-cuma seperti tertulis:  "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."  (Roma 3:23-24).  Sebagai orang-orang berdosa kita tidak sanggup membebaskan diri dari kutuk dosa, dan hanya melalui penumpahan darah Kristus di atas kayu salib inilah dosa-dosa kita ditebus.

Tanpa kematian Yesus Kristus tidak ada jalan keselamatan bagi umat manusia di muka bumi ini!

Kamis, 05 April 2012

JANGAN TERPENGARUH ORANG FASIK!


 Roma 2:1-16


"tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman."  Roma 2:8

Pembacaan firman Tuhan hari ini jelas menyatakan bahwa Tuhan  "...akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,"  (ayat 6).  Pasti kepada orang yang hidup dalam kebenaran akan diberikan kehidupan kekal;  sebaliknya bagi yang tetap hidup dalam kelaliman akan beroleh murka dari Tuhan, artinya penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang berbuat jahat.  Tetapi seringkali yang kita lihat adalah orang jahat tetap mujur dan sepertinya hidup dalam kebahagiaan.  Ini adalah penglihatan secara mata jasmani, namun tidaklah demikian adanya.  Mungkin mereka berlimpah dengan harta, tapi sesungguhnya jiwa mereka kosong, merana dan hatinya tidak tenang.  Hal inilah yang pasti mengganjal di benak setiap orang percaya, bahkan Yeremia pun menanyakannya kepada Tuhan:  "Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?  Engkau membuat mereka tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga."  (Yeremia 12:1b-2a).

     Bukankah kita juga bersikap demikian:  iri hati dan marah kepada Tuhan?  Mungkin kita juga berkata dalam hati,  "Percuma bersusah payah melayani Tuhan, toh hidupku tidak ada perubahan.  Sudahlah tidak usah terlalu rohani, hidup seperti orang dunia saja."  Stop berpikir demikian!  Karena dengan tegas Alkitab mengatakan bahwa jika kita suam-suam kuku alias tidak dingin dan tidak panas, Tuhan akan memuntahkan kita dari mulutNya.

     Apa pun keadaannya janganlah kita sampai terpengaruh dan terbawa oleh arus dunia ini.  Tuhan menghendaki agar kita tetap setia sampai akhir.  Memang tidak mudah menjadi orang setia, terlebih di akhir zaman ini, di mana banyak sekali ujian dan tantangan yang menghadang hidup orang percaya.  Namun janji Tuhan jelas bahwa Dia akan  "...memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia,"  (Amsal 2:8) dan pada saatnya kita akan melihat bahwa Tuhan akan membuat perbedaan antara orang benar dan orang fasik  (baca Maleakhi 3:18).  Tuhan selalu adil dengan perbuatanNya, Ia pun akan membalaskan setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya!

Tetaplah hidup dalam kebenaran, sebab mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia! 

Rabu, 04 April 2012

DOSA ADALAH PEMBINASA HIDUP MANUSIA


Hosea 14:2-10


"Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu."  Hosea 14:2

Akhir-akhir ini cuaca yang sangat ekstrem melanda negeri kita.  Hujan begitu lebatnya sehingga terjadi banjir di mana-mana disertai angin yang sangat kencang, sehingga pohon-pohon banyak yang tumbang seperti terjadi di Jakarta dan daerah-daerah lainnya.  Padahal pohon-pohon besar itu secara kasat mata kelihatan kuat dan kokoh berdiri;  bertahun-tahun diterpa panas terik, hujan lebat dan angin, sepertinya ia berdiri teguh dan tak tergoyahkan.  Tetapi suatu ketika ada hujan turun semalam-malaman dan angin bertiup sangat kencang, pohon besar itu pun langsung roboh.  Ternyata setelah diselidiki, mulai dari bagian akar hingga setengah dari tinggi pohon itu telah rapuh oleh gigitan rayap.  Seperti itulah dosa bekerja dalam diri seseorang!  Seperti rayap yang bekerja secara perlahan tapi pasti;  dosa bekerja tak terlihat oleh mata jasmani tapi pada saatnya ia akan menghancurkan hidup manusia.

     Pada zaman nabi Hosea bangsa Israel hidup dalam ketidaktaatan.  Mereka secara bebas melakukan perbuatan-perbuatan dosa dan hidup menurut kehendaknya sendiri tanpa menghiraukan firman Tuhan:  terlibat dalam penyembahan berhala, penipuan, perzinahan dan sebagainya.  Tuhan memakai Hosea untuk menegur mereka dengan keras.  "Aku membinasakan engkau, hai Israel, siapakah yang dapat menolong engkau?"  (Hosea 13:9).  Meski mendapat peringatan mereka tetap tidak bergeming.  Seringkali kia tidak menyadari betapa dosa membawa akibat yang sangat mengerikan,  "Sebab upah dosa ialah maut;"  (Roma 6:23).  Dosa benar-benar menjadi pembinasa yang keji bagi manusia dalam segala hal.

     Seseorang yang hidup dalam dosa pasti tidak akan mengalami kebahagiaan dalam hidupnya.  Tertulis,  "'Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur.  Tiada damai bagi orang-orang fasik itu,' firman Allahku."  (Yesaya 57:20-21).  Oleh karena iu firman Tuhan tidak pernah berhenti mengingakan agar kita stop berbuat dosa selagi masih ada waktu dan kesempatan untuk hidup dalam pertobaan.

Dosa hanya membawa seseorang kepada ketidakbahagiaan, kehancuran dan kebinasaan!

Selasa, 03 April 2012

HIDUP MANUSIA DI TANGAN SANG PENJUNAN


 Yeremia 18:1-17


"Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya."  Yeremia 18:4

Belajar tentang suatu hal tidak harus kita dapatkan di sekolah-sekolah formal, namun bisa juga melalui kehidupan di dunia luar:  membaca buku-buku bermutu, belajar dari pengalaman orang lain atau melalui kehidupan sehari-hari yang ada di sekitar yang kita lihat secara langsung.

     Inilah yang dilakukan nabi Yeremia, di mana ia melakukan pengamatan tentang kerja seorang penjunan atau tukang periuk.  Si nabi pun pergi mengunjungi rumah penjunan tersebut.  Ia melihat tukang periuk mengambil segumpal tanah liat dan membentuknya menjadi bejana.  Dalam proses pembuatan itu tiba-tiba bejana yang hampir dibentuknya retak dan rusak, namun si penjunan tidak langsung membuang bejana yang rusak itu;  dihancurkannya ke dalam tangannya dan dibentuknya kembali menjadi bejana yang lain (ayat nas).  Seorang penjunan pasti memiliki rencana bagi setiap gumpalan tanah liat yang dibentuknya.  Masing-masing tanah liat ia bentuk sesuai dengan sifat dan kualitas tanahnya.  Bukankah ada yang  "...untuk dipakai guna tujuan yang mulai dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?"  (Roma 9:21).

     Begitu juga dengan Tuhan terhadap kita.  Dia memiliki rencana yang agung bagi setiap orang percaya.  RancanganNya selalu baik, bukan rancangan kecelakaan, namun untuk memberikan pada kita hari depan yang penuh harapan (baca Yeremia 29:11).  Tuhan ingin kita menjadi bejana-bejana untuk hormat dan kemuliaan namaNya.  Tuhan tidak menghendaki seorang pun dari kita gagal di tengah jalan, karena itu  "...Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).  Sebagai Penjunan, Tuhan berkuasa untuk mengubah 'gumpalan tanah liat' yang jelek dan tidak berbentuk sekalipun menjadi bejana yang bagus dan berharga.

     FirmanNya,  "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju;  sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  (Yesaya 1:18).  Kuasa Tuhan itu tak terbatas, Ia dapat melakukan apa saja, dapat mengampuni dan menyelamatkan orang yang berdosa.

Tangan Tuhanlah yang sanggup membentuk hidup kit adari yang rusak menjadi bejanaNya yang berharga!

Senin, 02 April 2012

TANPA PENGUASAAN DIRI, KITA AKAN JATUH (2)


 2 Petrus 1:3-15


"dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,"  2 Petrus 1:6

Setiap orang percaya dituntut untuk bisa menguasai lidah atau ucapannya, karena banyak sekali pelanggaran dan kesalahan dibuat lidah atau ucapan kita.  Bisa dikatakan bahwa salah satu pergumulan terbesar dalam kehidupan orang percaya adalah bagaimana mengekang lidah.  Ini menunjukkan bahwa menguasai lidah bukanlah pekerjaan gampang.

     Seseorang yang dapat menguasai lidahnya bisa diumpamakan seperti kekang pada mulut kuda, dan kemudi pada kapal yang berlayar di tengah angin keras.  Seringkali kita tidak dapat menguasai lidah kita saat kita sedang marah atau tersinggung oleh perkataan orang lain, atau seringkali perkataan yang keluar dari mulut kita adalah perkataan kotor, kasar dan melukai orang lain.  Tidak sedikit masalah yang terjadi dalam hidup kita bersumber dari ketidakmampuan kita menguasai lidah atau ucapan yang keluar dari mulut kita.

     Melanjutkan poin kemarin, yang tak kalah penting untuk kita perhatikan adalah:  3.  Mata.  Ada tertulis:  "Mata adalah pelita tubuh.  Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;  jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.  Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."  (Matius 6:22-23).  Jika kita tidak bisa menguasai penglihatan kita, kita akan mudah terperosok ke dalam berbagai hawa nafsu kedagingan.  Banyak kasus pemerkosaan terjadi sebagai akibat dari seseorang yang tidak bisa menguasai matanya yang melihat hal-hal yang berbau pornografi.  Juga karena matanya 'silau' melihat kemewahan dunia ini tidak sedikit orang berusaha untuk menimbun kekayaan meski dengan cara yang tidak halal:  curang, korupsi, manipulasi dan sebagainya.  Benar apa yang dikatakan Yakobus bahwa  "...tiap-tiap orang yang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya."  (Yakobus 1:1-14).  Sejauh mana kita dapat menguasai diri?

     Perlu kita perhatikan bahwa penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih terus-menerus dan membutuhkan proses, tidak turun dari langit dalam sekejap.  Itula sebabnya kita harus melatih roh kita supaya kuat sehingga kita dapat menaklukkan kedagingan kita dan bisa menguasai diri.

Tidak ada jalan lain selain harus makin mendekatkan diri kepada Tuhan setiap waktu.

Minggu, 01 April 2012

TANPA PENGUASAAN DIRI, KITA AKAN JATUH (1)


Amsal 16:1-33


"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."  Amsal 16:32

Seseorang yang kuat secara fisik, mungkin badannya besar dan berotot, belum tentu juga kuat secara roh dan mampu menguasai dirinya sendiri.  Kita bisa belajar dari kehidupan Simson, di mana Alkitab mencatat bahwa ia sangat kuat, bahkan mampu mengalahkan ribuan orang Filistin dan menguasai sebuah kota.  Tapi Simson tidak berdaya di hadapan Delilah.  Ia tak mampu mengendalikan nafsu kedagingannya sehingga dengan mudahnya ia diperdaya oleh seorang wanita sehingga ia menceritakan rahasia kekuatannya.  Maka akibat tidak dapat menguasai diri Simson harus mengalami nasib yang tragis.  Simson tak dapat disebut sebagai orang yang kuat dalam roh.  Jadi penguasaan diri seseorang itu lebih utama daripada kekuatan fisik karena ini berhubungan dengan karakter.

     Arti penguasaan diri adalah:  dapat mengendalikan diri;  mampu mengontrol diri;  suatu kekuatan dalam diri seseorang untuk menjauhkan diri dari dosa dan tidak menuruti keinginan daging.  Begitu pentingkah penguasaan diri bagi orang percaya?  Ya, sangat penting.  Kita harus dapat menguasai diri dalam hal apa?  1.  Pikiran.  Jika kita tidak dapat menguasai pikiran kita akan berakibat pada tindakan-tindakan yang tidak dapat dikuasai pula.  Jika kita tidak bisa menguasai pikiran kita, pikiran kita pun akan dipenuhi oleh hal-hal yang negatif, yang pastinya akan berdampak pada perbuatan negatif pula.  Oleh karena itu Rasul Paulus berkata,  "...Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,"  (2 Korintus 10:5b).  Kita harus memiliki pikiran Kristus, artinya pikiran yang dipenuhi oleh firman Tuhan.  Jika pikiran kita terus diisi oleh firman Tuhan, segala tindakan dan perbuatan kita akan terarah dan terkontrol.  Daud berkata,  "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."  (Mazmur 119:105).  Memiliki pikiran Kristus berarti juga mencari dan memikirkan  "...perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah."  (Kolose 3:1).

     2.  Lidah atau ucapan.  Dalam Amsal 21:23 dikatakan,  "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran."  Maka dari itu kita harus dapat menguasai lidah atau ucapan kita.  Yakobus mengibaratkan lidah kita itu seperti api,  "...betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar."  (Yakobus 3:5b).  (Bersambung)

Sabtu, 31 Maret 2012

TUHAN SANGGUP MEMENUHI KEBUTUHAN KITA


 Filipi 4:10-20


"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus."  Filipi 4:19

Setiap hari semua orang tanpa terkecuali dipusingkan oleh kebutuhan hidup sehari-hari.  Apalagi sekarang ini semua harga kebutuhan pokok tidak ada yang murah, semuanya makin hari makin mahal.  Yah...selama hidup di dunia ini memenuhi kebutuhan hidup, baik itu makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya, adalah hal-hal yang tidak dapat dipisahkan.  Itulah sebabnya semua orang bekerja keras membanting tulang untuk dapat memenuhi setiap kebutuhannya.

     Apa yang dikejar?  Tidak ada kata lain, selain UANG.  Semua orang pasti berpikir bahwa jika sudah memiliki cukup uang atau bahkan berlebih semuanya akan menjadi beres, hidup ini bisa tenang dan kebahagiaan dapat dirasakan.  Benarkah?  Kenyataannya tidak demikian, kita tetap saja merasa kurang dan tidak pernah terpuaskan seperti yang dikatakan Salomo,  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan pernah puas dengan penghasilannya."  (Pengkotbah 5:9a).  Akibatnya pikiran kita dipenuhi oleh kekuatiran setiap hari;  kuatir akan kebutuhan, kuatir akan biaya sekolah anak dan lain-lain.  Alkitab menasihati,  "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.  Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."  (Matius 6:34).  Ada pun arti kata 'kuatir' itu sendiri adalah rasa takut, gelisah, cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti.  Untuk bisa keluar dari kekuatiran Tuhan mengajarkan untuk kita untuk memprioritaskan perkara-perkara rohani terlebih dahulu.  Tuhan berkata,  "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  (Matius 6:33).

     Sudahkah kita menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup ini?  Tuhan Yesus telah menebus hidup kita dengan darahNya yang mahal supaya kita diselamatkan.  Tidakkah hati kita terketuk untuk membalas kasihNya itu?  Nah, untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya tidak ada jalan lain selain kita mencari hadirat Tuhan setiap hari;  setia merenungkan firmanNya dan melakukannya;  setia beribadah dan melayani Tuhan.

Ketika kita mengutamakan Tuhan di atas segalanya, maka Dia akan menyediakan segala yang kita perlukan karena Dia adalah Jehovah Jireh!

Jumat, 30 Maret 2012

HAMBA TUHAN: Mutlak Menjadi Pelaku Firman!


2 Korintus 4:1-15


"Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,"  2 Korintus 4:3

Seorang hamba Tuhan, pelayan Tuhan atau pemberita Injil memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah, bisa dikatakan berat.  Menjadi hamba Tuhan atau pelayan Tuhan tak boleh hidup seenak kita sendiri supaya hidup kita tidak menjadi celaan atau batu sandungan bagi orang banyak.  Dalam Yakobus 3:1 dikatakan:  "Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat."

     Menjalankan  tugas sebagai pemberita Injil ternyata membawa konsekuensi yang tidak gampang.  Tapi jika kita dipilih Tuhan untuk menjadi hamba-hambaNya itu adalah anugerah yang luar biasa.  Karena itu kita yang saat ini disebut sebagai hamba-hamba Tuhan atau pemberita Injil harus memiliki kehidupan yang selaras dengan firman Tuhan.  Hidup kita tidak boleh menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.  Terlebih lagi firman Tuhan yang diberitakan jangan sampai keluar dari jalur kebenaran.  Jika firman yang disampaikan menyimpang dari kebenaran Alkitab, kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan tuhan.  Di akhir zaman ini banyak orang yang memutarbalikkan firman Tuhan demi keuntungan atau kepentingan diri sendiri.  Masih banyak pula hamba Tuhan yang berani memberitakan firman Tuhan tapi ia sendiri belum sepenuhnya menjadi pelaku firman, masih saja melakukan perbuatan-perbuatan dosa secara tersembunyi.  Berhati-hatilah!  Karena  "...segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia,"  (Ibrani 4:13).

     Sebagai hamba-hamba Tuhan patutlah kita belajar seperti yang dikerjakan Rasul Paulus.  "Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan;  kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah.  Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah."  (2 Korintus 4:2).  Hidup hamba-hamba Tuhan haruslah seperti surat yang terbuka dan terbaca oleh semua orang!

Jadi, apabila kita sudah melakukan semua sesuai dengan firman Tuhan namun Injil yang kita beritakan ditolak orang, hal ini bukan menjadi urusan kita lagi!

Kamis, 29 Maret 2012

TUHAN MEMEGANG HARI ESOK KITA



Baca:  Markus 16:1-8

"Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."  Markus 16:7

Berbicara tentang hari esok, tak seorang pun yang tahu.  Itulah sebabnya kita semua tanpa terkecuali terkadang merasa was-was, takut dan kuatir karena memang hari esok itu berada di luar jangkauan kita.  Karena itu Salomo menasihati,  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1).  Namun, sebagai anak-anak Tuhan tidak seharusnya itu terjadi jika kita percaya bahwa Tuhan telah berada di sana (di sorga).  Ia telah mendahului kita dalam perjalanan kehidupan yang akan kita lalui.

     Dari pembacaan firman Tuhan hari ini, dalam kisah kebangkitan Tuhan Yesus malaikat menyampaikan pesan kepada para wanita yang membawa rempah-rempah ke kubur supaya memberitahukan kepada murid-muridNya bahwa Yesus telah bangkit dan telah mendahului mereka ke Galilea.  Ini menunjukkan bahwa Tuhan telah mendahului kita di depan, hari esok ada di genggaman tanganNya.  Dalam Wahyu 1:8 dikatakan:  "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Karena Tuhan telah mendahului kita, maka Ia tahu jalan mana yang patut kita tempuh.  Dia akan menuntun hidup kita kepada rencanaNya dan semuanya itu tidak akan mendatangkan bahaya bagi kita.  Tuhan tidak saja telah mendahului kita tetapi Ia juga yang akan menyertai kita seperti dikatakanNya, "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20b).  Jadi tidak ada alasan untuk kita menjadi kuatir, takut, putus asa, hilang pengharapan dan kecewa jika kita yakin bahwa Tuhan telah mendahului kita, menyertai kita dan berada di antara kita.

     Oleh karena itu andalkan Tuhan dalam segala hal karena Dia adalah pemegang kendali hidup kita.  Semua ini harus memacu kita untuk lebih setia dan lebih beriman lagi kepadaNya.  Dalam segala hal andalkan Tuhan karena Dia adalah pemegang kendali hidup kita.

Dunia boleh bergoncang dan orang dunia boleh berkata bahwa esok tidak ada harapan, tapi bagi anak-anak Tuhan masa depan itu ada dan pengharapan kita tidak akan pernah hilang karena Dia memegang hari esok kita!

Rabu, 28 Maret 2012

DI DALAM TUHAN SELALU ADA JALAN KELUAR!



Yunus 2:1-10

"Dan aku berkata:  telah terusir aku dari hadapan mata-Mu.  Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?"  Yunus 2:4

Ketika berada dalam lembah kekelaman, ujian atau masalah yang berat, seringkali kita bertanya kepada Tuhan,  "Mengapa Tuhan hal ini bisa terjadi?  Tuhan, mengapa Engkau meninggalkan aku?"  Ketahuilah bahwa adakalanya Tuhan mengijinkan kita masuk ke suatu keadaan yang sepertinya tidak ada harapan, dengan tujuan menguji kesetiaan dan iman kita.  Karena itu kita tidak boleh menyerah dan putus asa.

     Saat berada di dalam perut ikan, Yunus tetap mengarahkan imannya kepada Tuhan dengan berkata,  "Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada Tuhan, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus." (Yunus 2:7).  Jangan sekali-kali kita lari mencari pertolongan atau bersandar kepada manusia karena kita pasti akan kecewa dan Alkitab pun menentang hal itu.  Tertulis :  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5).  Larilah kepada Tuhan, berseru-seru padaNya sampai pintu sorga terbuka.

     Berhentilah menggerutu dan berkeluh kesah sebaliknya tetaplah tenang dan ucapkanlah syukur kepada Tuhan, karena  "Hati yang tenang menyegarkan tubuh," (Amsal 14:30a) dan di situlah letak kekuatan kita (baca Yesaya 30:15).  Secara manusia Yunus sudah tidak memiliki harapan untuk hidup, tapi ia masih bisa berkata,  "Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu;  apa yang kunazarkan akan kubayar.  Keselamatan adalah dari Tuhan!" (Yunus 2:9).  Dengan mengucap syukur semangat yang padam dapat bangkit kembali dan iman yang sudah lemah dapat dikuatkan.  Ingat!  Kuasa Tuhan tidak dapat bekerja apabila iman kita padam.  Sekalipun manusia berkata itu mustahil, penyakitmu tidak akan sembuh, rumah tanggamu akan hancur, selalu ada harapan dan jalan keluar di dalam Tuhan.  Tiada sesuatu yang mustahil bagi Tuhan!  Sebesar apa pun persoalan kita Tuhan Yesuslah jawaban!  Sebagaimana Tuhan sanggup mengeluarkan Yunus dari dalam perut ikan seperti tertulis:  "Lalu berfirmanlah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat."  (Yunus 2:10), Dia pun sanggup menolong kita.

"Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di paang belantara." Yesaya 43:19b

Selasa, 27 Maret 2012

SELAGI MUDA LAYANILAH TUHAN!



Baca:  Pengkotbah 11:9-10, 12:1-8

"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: 'Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!'"  Pengkotbah 12:1

Kehidupan manusia tidak hanya berlangsung di dunia ini saja, tapi ada kehidupan baru setelah kematian.  Jadi hidup manusia ada dua tahap:  hidup sementara di dalam dunia dan hidup dalam kekekalan di akhirat nanti seperti dikatakan oleh Rasul Paulus,  "...jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia."  (2 Korintus 5:1).

     Adalah salah besar jika orang berkata bahwa hidup hanya sekali saja yaitu saat di bumi ini.  Dalam Yesaya 22:13 dikatakan:  "Tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru:  'Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!'".  Seorang kaya yang bodoh juga berkata kepada dirinya sendiri,  "Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya;  beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah."  (Lukas 12:19).  Orang kaya ini lupa bahwa hidup di dunia ini hanya sebentar.  Jika hidup ini hanya sebatas lobang kubur buat apa kita berlelah-lelah melayani Tuhan, tekun dalam ibadah dan mempertahankan iman di dalam Kristus?  Pengkotbah mengingatkan, selagi masih muda (dengan kata lain:  selagi masih ada kesempatan) biarlah kita gunakan waktu yang ada untuk mengejar perkara-perkara yang menuju kepada kekekalan.

     Biarlah waktu-waktu yang kita lewati ini adalah kesempatan bagi Tuhan untuk mengurapi kita dan memakai kita sebagai alat kemuliaanNya.  Terlebih bagi kita yang masih muda, masa muda adalah masa emas bagi kita berbuat sesuatu untuk Tuhan dan juga sesama.  Kita tahu usia muda adalah masa yang rawan bagi seseorang karena kebodohan melekat pada hati anak muda.  tertulis:  "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya."  (Amsal 22:15).  Kebodohan membuat mereka gampang jatuh dalam dosa.  Sebagai anak-anak Tuhan, jangan sia-siakan kemudaanmu!

Potensi dalam dirimu adalah harta termahal.  Persembahkan itu kepada Tuhan sebagai alat kebenaranNya sehingga masa mudamu menjadi teladan bagi banyak orang dan nama Tuhan dipermuliakan!

Senin, 26 Maret 2012

ISI PIKIRAN DENGAN HAL YANG POSITIF!



Filipi 4:1-9

"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."  Filipi 4:8

Ayat nas di atas menegaskan betapa pentingnya mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif karena hal itu akan berdampak dalam kehidupan kita.  Pikiran kita dapat menentukan setiap perkataan dan tindakan kita.  Bila yang ada dalam pikiran kita adalah hal-hal yang positif maka hal-hal yang baik akan terjadi bagi kita.

     Rasul Paulus menasihatkan agar pikiran setiap orang percaya diisi dengan hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar bajik (baik) dan semua yang patut dipuji.  Untuk memiliki pikiran yang selalu positif tidak ada jalan lain selain harus taat kepada firman Tuhan.  Inilah yang dilakukan Rasul Paulus:  "Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,"  (2 Kristus 10:5b).  Menaklukkan pikiran kepada Kristus berarti kita mengisi pikiran kita dengan firman Tuhan setiap hari.  Dengan firman Tuhan kita dituntun untuk selalu berpikiran positif.  Itu berarti pikiran yang benar dan positif adalah modal bagi Tuhan untuk menyatakan kasih dan kuasaNya dalam kehidupan kita.  Oleh karena itu  "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,"  (Filipi 2:5).

     Bagaimana dengan Saudara?  Apakah hari-hari kita masih dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang negatif?  Kuatir, takut, cemas, putus asa dan sebagainya?  Tanggalkan itu semua!  Jangan biarkan Iblis menjajah dan menghancurkan hidup kita dengan menebar hal-hal negatif di dalam pikiran kita.  Kita harus bisa melawannya!  Bawa semua beban permasalahan kepada Tuhan!  Kuncinya pada pikiran kita sendiri, bukan pada tangan orang lain.  Ada tertulis:  "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia."  (Amsal 23:7a).  Mari kita belajar untuk mensyukuri segala berkat Tuhan yang ada pada kita, itu yang akan membebaskan kita dari beban-beban kehidupan yang menjadi sumber kekuatiran dan ketakutan kita.

Dengan berpikiran positif kita sedang mengaktifkan iman kita bekerja, yang ada pada saat yang tepat pasti akan terjadi dan menjadi kenyataan!

Minggu, 25 Maret 2012

KERENDAHAN HATI: Mengakui Kelebihan Orang Lain!




Baca:  Amsal 29:1-27

"Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian."  Amsal 29:23

Semua orang tanpa terkecuali pasti suka dipuji, dihormati dan juga dihargai oleh orang lain.  Mereka tidak suka jika ada orang lain meremehkan, merendahkan atau menghina.  Pujian terhadap seseorang itu sangat berarti, bisa membangkitkan semangat baginya untuk bekerja dan berkarya lebih baik lagi dari yang telah dikerjakan.

     Jika seorang pemimpin perusahaan memuji pekerjaan salah satu karyawannya, si karyawan itu pasti akan makin bersemangat dalam bekerja dan berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaannya.  Sebaliknya jika pemimpin perusahaan terus mencela dan memarahi karyawan, si karyawan bukannya tambah semangat tapi malah makin frustasi dan ogah-ogahan mengerjakan tugasnya karena merasa bahwa apa yang dikerjakan selama ini tidak dihargai.  Jadi pujian dapat meningkatkan mutu atau kualitas pekerjaan seseorang.  Tentunya pujian yang kita berikan bukan saja pada hal-hal yang besar saja tetapi juga untuk perkara-perkara sekecil apa pun, karena  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar."  (Lukas 16:10a).

     Pujian juga dapat membuka hati seseorang untuk menerima teguran atau kritikan dari orang lain.  Sayang, tidak semua orang bisa memberikan pujian kepada orang lain.  Hanya orang yang memiliki kerendahan hati yang mau mengakui kelebihan atau prestasi orang lain.  Tanpa kerendahan hati, seseorang sulit memuji orang lain.  Dengan adanya sikap rendah hati, kita bisa mengikis rasa ego kita, mau belajar dari orang lain dan bisa memberi pujian.  Hanya orang yang rendah hatilah yang dapat memuji orang lain dan mengakui kelebihannya.

     Mari kita belajar untuk menjadi orang yang rendah hati dan bukan lagi orang yang sombong, karena  "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan;  dan hanya Tuhan sajalah yang maha tinggi pada hari itu."  (Yesaya 2:11).  Sebaliknya, orang yang rendah hati dikasihi oleh Tuhan.  Pemazmur berkata,  "Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati."  (Mazmur 25:9).

Milikilah kerendahan hati karena itu berkenan di hati Tuhan dan ada berkat di dalamnya!

Sabtu, 24 Maret 2012

BELAJAR DARI HIDUP KORNELIUS

Kisah Para Rasul 10:1-48

"...Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi,..."  (Kisah 10:22)

Menjadi kesaksian bagi orang lain adalah tugas dan tanggung jawab setiap orang percaya.  Melalui kehidupan kita yang menjadi berkat bagi orang lain nama Tuhan dipermuliakan.  Contohnya adalah Kornelius.  Alkitab menyatakan,  "Ia  (Kornelius)  saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah."  (Kisah 10:2).  Tidak hanya saleh dan takut akan Tuhan, Kornelius juga seorang yang murah hati, suka menolong dan memberikan banyak sedekah kepada orang lain.  Kornelius juga tekun berdoa kepada Allah bukan hanya waktu-waktu tertentu, tapi setiap saat.  Kornelius juga seorang yang tulus hatinya, tidak ada kepura-puraan dalam hidupnya sehingga ia memiliki reputasi yang baik di antara seluruh bangsa Yahudi.

     Adakah yang kurang dalam diri Kornelius?  Ada.  Kornelius belum pernah mendengar nama Yesus dan belum percaya kepadaNyA.  Itulah yang kurang dalam diri Kornelius.  Kedatangan Petrus ke rumah Kornelius setelah dijemput dari Yope membuka babak baru dalam hidupnya.  Ketika berbicara dengan Kornelius Petrus tidak membicarakan hal-hal yang lain selain perihal Yesus Kristus karena itu sangat diperlukan oleh Kornelius.  Kornelius perlu mendengar perihal kehidupan Tuhan Yesus, baik itu kematianNya, kebangkitanNya dari antara orang mati dan juga kedatanganNya kelak kembali, karena  "...Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.  Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa peraya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."  (Kisah 10:42-43).

     Bukan saja Kornelius harus mendengar tentang Yesus Kristus, tapi dia juga harus percaya kepadaNya dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.  Kesalehan manusia tanpa Yesus Kristus tidak ada artinya apa-apa karena  "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).

Sudahkah kita bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat?

Jumat, 23 Maret 2012

ALKITAB: Jauh Sangat Bernilai!

2 Timotius 3:10-17

"Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus."  2 Timotius 3:15

Berapa harga sebuah Alkitab?  Bervariasi, tergantung kualitas kertas dan cover-nya.  Untuk Alkitab berbahasa Indonesia harganya tak lebih dari seratus ribu rupiah.  Untuk mendapatkan Alkitab juga tidaklah sulit karena tersedia di toko-toko buku.  Namun jangan sekali-kali Saudara menyamakan nilai Alkitab dengan buku-buku yang lain meski dilihat dari harganya tidak terlalu berbeda jauh.  Isi alkitab sangat jauh bernilai dibanding buku yang lain karena Alkitab berisikan firman yang diilhamkan oleh Tuhan sendiri.  Alkitab adalah pikiran Tuhan, kehendak Tuhan, isi hati Tuhan, dan apa yang Tuhan rencanakan bagi kehidupan manusia.  Jika kita perhatikan, situasi dan segala peristiwa yang terjadi di dunia ini jauh sebelumnya telah dinubuatkan oleh Alkitab.  Dan semua nubuat itu tidak berasal dari kehendak manusia, tetapi atas dorongan kuasa Roh Kudus seperti tertulis:  "sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."  (2 Petrus 1:21).

     Apalagi keistimewaan Alkitab?  Alkitab berkuasa mengubah hati manusia dan mengoreksi kehidupan manusia, karena  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Alkitab dapat mengubah seseorang yang jahat menjadi baik, mantan narapidana bisa menjadi hamba Tuhan.  Uang, kekayaan, jabatan tidak dapat mengubah hati manusia, tapi Firman Tuhanlah yang dapat melembutkan hati yang keras, bahkan dapat meleburkan hati yang telah membatu,  "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun;  ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum;  ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  (Ibrani 4:12).

     Alkitab berkuasa menuntun manusia kepada Tuhan Yesus.  Hal ini diakui Daud,  "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."  (Mazmur 119:105).  Tuhan Yesus adalah pokok, pusat pemberitaan dan harta termahal yang terkandung di dalam Alkitab.

Alkitab jauh sangat bernilai karena tulisan-tulisan yang ada di dalamnya mengandung kuasa dan menuntun manusia kepada keselamatan kekal!

Kamis, 22 Maret 2012

MENGUTAMAKAN DIRI SENDIRI DARI PADA TUHAN

Hagai 1:1-14
"Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri."  Hagai 1:9b
Bait Suci adalah tempat di mana kemuliaan Tuhan dinyatakan atas umatNya. Sayang, Bait Suci dalam bacaan hari ini telah menjadi puing-puing atau reruntuhan. Oleh karena itu tanpa kenal lelah nabi Hagai mengajak umat Tuhan untuk membangun kembali Bait Suci yang telah runtuh itu.  Bagaiman respons mereka?  "Bangsa ini berkata:  Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!"  (Hagai 1:2).
Orang-orang tidak menanggapinya dengan serius dan cenderung meremehkan ajakan nabi Hagai.  Mereka enggan mendirikan Bait Suci lagi dan lebih suka mendirikan rumah mereka sendiri.  Ini menunjukkan bahwa mereka lebih mementingkan diri sendiri dari pada perkara-perkara rohani.  Perkara-perkara rohani bukan lagi prioritas utama dalam hidup mereka.  Apakah ini yang disebut dengan kemajuan rohani?  Bangsa Israel telah mengalami kemunduran rohani yang teramat dalam.  Pengalaman bangsa Israel inilah yang mendorong Rasul Paulus untuk mengingatkan jemaat di Galatia,  "Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!"  (Galatia 3:3-4)
     Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan orang percaya saat ini;  semangat untuk melayani Tuhan sudah semakin kendor, padahal sebelumnya kita begitu berapi-api bagi Tuhan.  Namun setelah semuanya berjalan dengan lancar kita mulai berubah.  Hati kita mulai dingin!  Kini perkara-perkara duniawi lebih menyita sebagian besar waktu kita.  Kita tenggelam dalam kesibukan mengejar materi sampai-sampai waktu untuk bersekutu dengan Tuhan sudah tidak ada lagi, apalagi terlibat dalam pelayanan.  Kita biarkan Bait Suci menjadi reruntuhan dan kita sibuk membangun dan mempercantik rumah sendiri.  Tuhan berkata,  "...tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19).  Bukan berarti kita semua harus masuk sekolah Alkitab dan menjadi pendeta atau pelayan Tuhan penuh waktu.
Apa pun yang kita miliki:  waktu, tenaga, talenta, karunia, harta dan sebagainya dapat kita persembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan;  jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri saja.