Pengkhotbah 5:7-19
"Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak;
tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur." Pengkhotbah 5:11
Apa yang menjadi tujuan hidup Saudara? Apakah mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya mumpung masih hidup? Jika seseorang sudah memiliki
kekayaan yang melimpah, berbahagiakah hidupnya? Salomo, seorang raja
yang sangat terkenal dengan hikmah dan kekayaan yang melimpah,
menyatakan bahwa kekayaan duniawi itu adalah kesia-siaan.
Ternyata memiliki kekayaan tidak dengan serta-merta membuat seseorang hidup dalam kebahagiaan. Salomo berkata,
"Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai
kekayaan tidak akan puas dengan peghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkhotbah 5:9). Ayat nas di atas juga menegaskan bahwa "...kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur."
Orang kaya selalu tidak tenang dalam hidupnya, tidur pun tidak bisa
nyenyak, sebab mereka selalu memikirkan kekayaannya. Sungguh benar apa
yang dikatakan Alkitab, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."
(Matius 6:21). Dan oleh karena ketidakpuasannya, orang kaya selalu
berupaya bagaimana cara meningkatkan kekayaannya. Banyak sekali fakta
orang-orang kaya tersandung dalam berbagai kasus penipuan, korupsi dan
sebagainya. Hal ini semata karena mereka ingin memperoleh kekayaan
dengan jalan pintas di luar anugerah Tuhan. Firman Tuhan tak pernah
berhenti untuk mengingatkan "...kepada orang-orang kaya di dunia ini
agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang
tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya
memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17).
Harta kekayaan bukanlah tujuan akhir hidup ini karena semua yang
ada di dunia ini hanyalah sementara. Apakah semua harta yang kita
miliki tersebut akan kita bawa pada saat kita mati? "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." (1 Timotius 6:7). Jika saat ini kita dipercaya Tuhan untuk memiliki kekayaan lebih, ini adalah kesempatan bagi kita untuk "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi" (1 Timotius 6:18). Jadi megumpulkan harta di sorga itu lebih utama bagi orang percaya!
Karena itu "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2).
Amsal 10:19 Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Firman Tuhan ini selalu mengingatkan saya untuk bijak dalam berbicara. Beberapa kali saya menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikatakan pada saat-saat tertentu. Beda kepentingan, beda status sosial, beda keyakinan, beda pendidikan dan beda pola pikir dapat menimbulkan salah paham.
5 Top Up
-
Khotbah GBI Ciranjang, 29 November 2009 Judul : Arti Menjadi Murid Tuhan Yesus Nats : Lukas 14:25-35 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36 Tuju...
-
Yeremia 18:1-17 "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerj...
-
Baca: Kisah Para Rasul 14:1-20 "Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan s...
-
Hosea 14:2-10 "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu." Hosea...
-
Selamat! Anda baru saja mengambil keputusan yang mengubah kehidupan Anda. Mungkin sekarang Anda bertanya, “Bagaimana selanjutnya? Bagai...