Amsal 22:1-16
"Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas." Amsal 22:1
Siapakah yang disebut orang kaya? Menurut penilaian dunia, seseorang
bisa dikatakan kaya apabila ia memiliki banyak uang atau harta kekayaan
tanpa mempedulikan nama baik. Bagi dunia, harta kekayaan tak
memerlukan adanya reputasi yang baik. Meskipun kekayaan yang dimiliki
itu berasal dari kecurangan, korupsi atau dukun, tak jadi masalah,
orang-orang dunia tetap menyebutnya kaya. Tetapi Akitab dengan tegas
menyatakan demikian: "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar,..." (ayat nas).
Bagi orang percaya, memiliki harta yang melimpah bukanlah tujuan utama hidup ini. Tertulis: "Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?
Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (Matius 16:26). Jadi, memiliki nama baik
di hadapan Tuhan adalah seorang yang hidupnya senantiasa menyenangkan
hati Tuhan, setia dan taat meakukan segala firmanNya, dan "Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan."
(Amsal 22:4). Jadi, apabila kita mempunyai nama baik sesuai dengan
penilaian Tuhan berarti kita mempunyai kekayaan besar. Tuhan juga
berkata, "Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah." (1 Samuel 2:30b).
Kekayaan yang berasal dari Tuhan itu mendatangkan sukacita dan
kedamaian karena bukan berasal dari kecurangan, manipulasi, suap atau
korupsi. Ada tertulis demikian: "Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya."
(Amsal 10:22). Sebaliknya kekayaan yang diperoleh secara instan dan
melalui 'jalan yang tidak wajar' akan mendatangkan kecemasan. Salomo
menasihati, "...orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman." (Amsal 28:20), oleh karena itu "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini." (Amsal 23:4).
Adalah sia-sia memiliki kekayaan yang melimpah bila kita tidak memiliki 'nama baik'.
Amsal 10:19 Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Firman Tuhan ini selalu mengingatkan saya untuk bijak dalam berbicara. Beberapa kali saya menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikatakan pada saat-saat tertentu. Beda kepentingan, beda status sosial, beda keyakinan, beda pendidikan dan beda pola pikir dapat menimbulkan salah paham.
5 Top Up
-
Khotbah GBI Ciranjang, 29 November 2009 Judul : Arti Menjadi Murid Tuhan Yesus Nats : Lukas 14:25-35 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36 Tuju...
-
Yeremia 18:1-17 "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerj...
-
Baca: Kisah Para Rasul 14:1-20 "Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan s...
-
Hosea 14:2-10 "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu." Hosea...
-
Selamat! Anda baru saja mengambil keputusan yang mengubah kehidupan Anda. Mungkin sekarang Anda bertanya, “Bagaimana selanjutnya? Bagai...