Kisah 19:21-40
"Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: 'Besarlah Artemis dewi orang Efesus!'" Kisah 19:28
Kata demonstrasi bukan lagi asing di telinga kita. Hampir setiap
hari surat kabar dan televisi memberitakan tentang demonstrasi: buruh
berdemo di depan pabrik menuntut perbaikan upah; mahasiswa berdemo di
jalan-jalan menuntut penegakan keadilan; demo antikorupsi, demo
antikekerasan dan sebagainya selalu saja terjadi di negeri ini.
Suasana mencekam karena demonstrasi juga terjadi di kota Efesus. Apa yang sedang terjadi? "...ada
seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat
kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu mendatangkan
penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya. Ia mengumpulka
mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam perusahaan itu dan
berkata: 'Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita dalah
hasil perusahaan ini!'" (Kisah 19:24-25). Ternyata huru-hara atau kerusuhan ini timbul karena pemberitaan Inji yang diakukan oleh rasul Paulus: "...bagaimana
Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah
membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang
dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa." (Kisah 19:26).
Pada waktu itu yang menjadi kebanggaan kota Efesus adalah kuil dewi
Artemis yang sangat termasyur di seluruh dunia. Karena pemberitaan
Injil yang dilakukan Paulus, seorang pembuat berhala dari perak,
Demetrius, merasa terusik dan bisnisnya terancam gulung tikar. Dia
berusaha untuk memprovokasi orang-orang di kota Efesus. Dalam
pidatonya, Demetrius berusaha mempengaruhi para tukang bahwa semua ini
gara-gara ulah Paulus yang berusaha menghancurkan berhala Artemis itu.
Rasul Paulus benar-benar berada di ujung tanduk. Sebagai hamba Tuhan,
Paulus tentu memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Karena itu ia
hendak pergi ke tengah-tengah rakyat yang sedang berkumpul di gedung
kesenian itu, tapi niat itu dihalangi oleh para murid dan
sahabat-sahabatnya karena sangat beresiko. Akhirnya Paulus mau menerima
nasihat dari teman dan juga murid-muridnya sehingga ia mengurungkan
niatnya itu.
Meski menjadi seorang hamba yang dipakai Tuhan secara luar biasa
Paulus tetap menjadi seorang yang rendah hati, mau menerima masukan dan
juga nasihat dari orang lain. Jika tidak, pasti nyawanya terancam.
Mau menerima nasihat dan teguran adalah bukti kebesaran hati Paulus!
Amsal 10:19 Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Firman Tuhan ini selalu mengingatkan saya untuk bijak dalam berbicara. Beberapa kali saya menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikatakan pada saat-saat tertentu. Beda kepentingan, beda status sosial, beda keyakinan, beda pendidikan dan beda pola pikir dapat menimbulkan salah paham.
5 Top Up
-
Khotbah GBI Ciranjang, 29 November 2009 Judul : Arti Menjadi Murid Tuhan Yesus Nats : Lukas 14:25-35 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36 Tuju...
-
Yeremia 18:1-17 "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerj...
-
Baca: Kisah Para Rasul 14:1-20 "Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan s...
-
Hosea 14:2-10 "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu." Hosea...
-
Selamat! Anda baru saja mengambil keputusan yang mengubah kehidupan Anda. Mungkin sekarang Anda bertanya, “Bagaimana selanjutnya? Bagai...