Bacaan: Roma 2:17-29
Suatu kali saat sedang mengantar seorang rekan berjalan-jalan di sekitar kawasan Malioboro, Yogyakarta, saya melihat beberapa pemuda sedang duduk di tepi trotoar sambil memainkan gitar. Beberapa bungkus rokok dan botol minuman nampak berserakan di dekatnya.
Sewaktu melintas di dekat mereka, aroma alkohol yang pekat jelas tercium. Satu hal yang kemudian menarik perhatian saya, salah satu dari mereka ada yang mengenakan kalung salib besar dan kaos bertuliskan "I Love Jesus". Rekan saya langsung menyeletuk, "Wah, orang Kristen kok kelakuannya seperti itu."
Pemandangan seperti itu tentu tidak asing bagi kita. Suka atau tidak, pemandangan seperti tersebut di atas hanyalah satu dari sekian banyak kenyataan kalau saat ini banyak orang yang mengaku diri Kristen, tetapi sikap dan kelakuannya justru bertentangan dengan nilai-nilai kekristenan. Hanya saat ini? Ternyata tidak.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus juga mendapati pemandangan yang sama, yaitu orang-orang yang mengaku diri mengenal Tuhan –sebagai buktinya mereka disunat dan belajar tentang hukum Taurat– tetapi perbuatannya justru tidak mencerminkan hal tersebut.
Mereka tetap mencuri, berzinah, dan melakukan berbagai dosa, padahal mereka juga tahu mengetahui kalau semua itu bertentangan dengan hukum Tuhan (ay. 2-23).
Gara-gara kelakuan seperti itulah nama Tuhan dihujat banyak orang. Lantas apa yang seharusnya dilakukan oleh orang Kristen di tengah dunia yang penuh godaan ini? Dalam bagian lain Kitab Roma, Rasul Paulus menasihati: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Rm. 12:2).
Artinya, ketika kita sudah mengenal Tuhan, sikap dan perilaku kita haruslah menunjukkan hal tersebut.
Malam ini, jangan puas saat disebut Kristen hanya karena pakaian, aksesoris, atau penampilan lahiriah semata. Lebih dari itu, banggalah saat kita disebut Kristen karena sikap dan perilaku kita yang memuliakan Tuhan.
Suatu kali saat sedang mengantar seorang rekan berjalan-jalan di sekitar kawasan Malioboro, Yogyakarta, saya melihat beberapa pemuda sedang duduk di tepi trotoar sambil memainkan gitar. Beberapa bungkus rokok dan botol minuman nampak berserakan di dekatnya.
Sewaktu melintas di dekat mereka, aroma alkohol yang pekat jelas tercium. Satu hal yang kemudian menarik perhatian saya, salah satu dari mereka ada yang mengenakan kalung salib besar dan kaos bertuliskan "I Love Jesus". Rekan saya langsung menyeletuk, "Wah, orang Kristen kok kelakuannya seperti itu."
Pemandangan seperti itu tentu tidak asing bagi kita. Suka atau tidak, pemandangan seperti tersebut di atas hanyalah satu dari sekian banyak kenyataan kalau saat ini banyak orang yang mengaku diri Kristen, tetapi sikap dan kelakuannya justru bertentangan dengan nilai-nilai kekristenan. Hanya saat ini? Ternyata tidak.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus juga mendapati pemandangan yang sama, yaitu orang-orang yang mengaku diri mengenal Tuhan –sebagai buktinya mereka disunat dan belajar tentang hukum Taurat– tetapi perbuatannya justru tidak mencerminkan hal tersebut.
Mereka tetap mencuri, berzinah, dan melakukan berbagai dosa, padahal mereka juga tahu mengetahui kalau semua itu bertentangan dengan hukum Tuhan (ay. 2-23).
Gara-gara kelakuan seperti itulah nama Tuhan dihujat banyak orang. Lantas apa yang seharusnya dilakukan oleh orang Kristen di tengah dunia yang penuh godaan ini? Dalam bagian lain Kitab Roma, Rasul Paulus menasihati: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Rm. 12:2).
Artinya, ketika kita sudah mengenal Tuhan, sikap dan perilaku kita haruslah menunjukkan hal tersebut.
Malam ini, jangan puas saat disebut Kristen hanya karena pakaian, aksesoris, atau penampilan lahiriah semata. Lebih dari itu, banggalah saat kita disebut Kristen karena sikap dan perilaku kita yang memuliakan Tuhan.