Amsal 10:19 Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Firman Tuhan ini selalu mengingatkan saya untuk bijak dalam berbicara. Beberapa kali saya menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikatakan pada saat-saat tertentu. Beda kepentingan, beda status sosial, beda keyakinan, beda pendidikan dan beda pola pikir dapat menimbulkan salah paham.
5 Top Up
-
Khotbah GBI Ciranjang, 29 November 2009 Judul : Arti Menjadi Murid Tuhan Yesus Nats : Lukas 14:25-35 ; Nats Pembimbing: Roma 11:36 Tuju...
-
Yeremia 18:1-17 "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerj...
-
Baca: Kisah Para Rasul 14:1-20 "Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan s...
-
Hosea 14:2-10 "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu." Hosea...
-
Selamat! Anda baru saja mengambil keputusan yang mengubah kehidupan Anda. Mungkin sekarang Anda bertanya, “Bagaimana selanjutnya? Bagai...
Jumat, 23 September 2011
Sadarkah Anda Akan Panggilan Anda?
Sadarkah Anda Akan Panggilan Anda?
”..... dikhususkan untuk memberitakan Injil Allah (Roma 1:1).
Panggilan kita terutama bukanlah menjadi para pria dan wanita yang suci, melainkan untuk menjadi para pemberita Injil Allah. Satu hal yang maha-penting adalah Injil Allah harus dikenal sebagai satu-satunya realitas atau kenyataan yang kekal. Dan realitas ini bukanlah kebaikan manusia, atau kesucian, atau surga atau neraka, melainkan penebusan.
Hal ini dirasakan perlu menjadi kebutuhan utama
dari pekerja Kristen masa kini. Sebagai pekerja, kita harus terbiasa dengan pernyataan atau penyingkapan bahwa penebusan adalah satu-satunya realitas. Kesucian pribadi/perorangan adalah akibat penebusan, bukan penyebab (untuk mendapatkan) penebusan. Jika kita menaruh iman kita pada kebaikan manusia, maka kita akan tenggelam bila pencobaan datang.
Paulus tidak menyatakan bahwa dia mengkhususkan dirinya sendiri, tetapi “ketika Allah berkenan, Dia memilih aku...” demikian kata Paulus (Galatia 1:15, NKJV). Paulus tidak secara berlebihan menaruh perhatian atas diri/karakaternya sendiri.
Selama mata kita terpusat pada kesucian pribadi kita sendiri, maka kita takkan pernah sampai pada realitas sepenuhnya dari penebusan. Para pekerja Kristen gagal karena mereka menaruh hasrat atau keinginan pada kesucian mereka sendiri diatas hasrat mereka untuk mengenal Allah. Mungkin ada yang berkata: “Jangan meminta saya untuk dihadapkan dengan realitas penebusan yang kokoh ditengah kecemaran hidup manusia sebagaimana adanya, apa yang saya inginkan adalah apa yang dapat dilakukan Allah bagi saya agar saya menjadi semakin menarik dalam pandangan saya sendiri.”
Berbicara demikian merupakan tanda bahwa realitas Injil Allah belum menyentuh diri saya. Dalam hal seperti itu, tidak ada kerelaan meninggalkan segalanya dan memberikan diri secara sepenuhnya kepada Allah. Allah tidak dapat membebaskan saya selagi minat saya hanya tertuju pada diri atau karakter saya sendiri. Paulus tidak melihat ke dirinya sendiri. Dia sepenuhnya berhenti dan menyerahkan diri, dan dipisahkan oleh Allah untuk satu maksud - memberitakan Injil Allah (Roma 9:3). (My Utmost for His Highest 31 Januari 2010)